Dua Orang Korban Kapal Tenggelam di TNK Belum Ditemukan

Labuan Bajo, Floresa.co  – Dua orang korban kapal tenggelam di perairan Taman Nasional Komodo (TNK) pada Minggu pagi, 23 Desember 2018 dilaporkan masih belum ditemukan.

Keduanya adalah Dr Yudi Prayudi, salah satu penumpang dan Gregorius yang bertugas sebagai pemandu wisata, demikian kata Kapolres Manggarai Barat AKBP Julisa Kusumowardono, dikutip Antara.

Kapal wisata KM La Hila tenggelam di dekat Pulau Padar, diduga akibat gelombang. Kapal itu mengangkut 7 penumpang, dengan anak buah kapal 4 orang.

Sembilan orang sudah dievakuasi dan mendapatkan perawatan di rumah sakit di Labuan Bajo.

Julisa menjelaskan, kapal wisata itu disewa oleh tujuh orang wisatawan domestik yang ingin berwisata ke kawasan wisata TNK sambil menikmati liburan Natal dan Tahun Baru.

“Kapal wisata itu bertolak dari Labuan Bajo pada Sabtu (22/12), pukul 08.00 Wita,” ujarnya.

Julisa menjelaskan, kapal tersebut menyinggahi sejumlah kawasan wisata seperti Pulau Rinca.

Pada Minggu (23/12) kapal itu bertolak dari Pulau Rinca menuju Pulau Padar, namun pada pukul 04.00 Wita waktu setempat kapal itu karam karena dihantam gelombang kemudian tenggelam.

Mendapat informasi kapal wisata itu tenggelam, tim SAR gabungan terdiri dari Polairud, Basarnas, Polres Manggarai Barat, TNI-AL, patroli gabungan TNK-Polres Manggarai Barat-Brimob, bersama dengan sejumlah kapal wisata lainnya berusaha menyelamatkan para korban.

Sementara itu Kepala Otoritas Syahbandar Labuan Bajo, Iwan Sumantri, mengatakan, bahwa kapal itu hanya diberikan izin berlayar ke dua tempat wisata yakni pulau Rinca dan Loh Buaya.

“Nakhodanya nakal, sehingga ujung-ujungnya kapal yang dinakhodainya diterjang gelombang dan tenggelam,” katanya.

Pernyataan Sumantri berbeda dengan pengakuan salah satu narasumber  Media Indonesia, yang menyebutkan bahwa surat izin pelayanan kapal itu adalah dua hari satu malam, termasuk menyingahi Pulau Padar.

“Tidak benar itu (tidak ada izin ke Pulau Padar). Kami diizinkan berlayar masuk kawasan Taman Nasional Komodo, termasuk Pulau Padar,” kata sumber itu.

“Kondisinya karena diterpa arus air laut sangat kencang disertai  gelombang kurang lebih 2 meter. (Karena) kemasukan air, kapal tenggelam,” ujar sumber yang meminta namanya di rahasiakan.

Menurut dia, dalam program wisata yang diikuti seorang pemandu wisata bernama Gregorius, kapal berencana menyinggahi Pink Beach di kawasan TNK seusai tur di Pulau Padar.

Salah seorang pelaku wisata di Labuan Bajo yang ikut dalam proses pencarian penumpang mengatakan kepada Floresa.co, gelombang saat ini memang sangat tinggi.

“Di dekat Pulau Padar (tinggi gelombang) sekitar empat meter,” katanya.

ARL/Floresa


Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini