Kopi Mane, Cita dan Karya Wenti yang Terwujud

Floresa.co – Suatu hari, Wenti yang lahir dan besar di Jakarta, spontan berbicara kepada ayahnya; “Kayaknya seru kalau saya punya kedai kopi.” Kemudian saat pulang ke kampung halaman ayahnya di Ruteng, ia pun memulai usaha kedai kopi sampai membuka cabang di Labuan Bajo. Perempuan yang percaya ucapan adalah doa ini, menjalankan usaha kedai kopi sambil mengedukasi.

Kedai Kopi Mane Inspiration terletak di sisi jalan pada lintasan menuju Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo. Bangunannya klasik dan sederhana. Berdinding gedek dengan lapisan pelitur dan dihias dengan gantungan kayu.

Setiap hari, Yuliana Wenti Permata Romas beraktivitas dalam bangunan tersebut dan melayani pelanggan yang hendak mencicipi berbagai menu yang disediakan oleh kedai kopi yang dikelolanya itu.

Kopi Mane sudah mulai dibuka sejak tahun 2014 di Ruteng. Orang tua Wenti memanfaatkan lahan di depan rumah mereka untuk membangun kedai. Kemudian pada November tahun 2015, Kopi Mane juga dibuka di Labuan Bajo. Wenti mengelolanya sendiri dengan beberapa karyawan.

Biji Kopi yang dipakai Wenti di Kopi Mane langsung diperolehnya dari Asosiasi Petani Kopi Manggarai (ASNIKOM). Pengelolaan Kopi Mane di Labuan Bajo pun atas kerjasama dengan organisasi tersebut.

“Kopi Mane yang di Ruteng ambil kopinya kan di ASNIKOM. ASNIKOM melihat efeknya lumayan baik bagi mereka maupun pengenalan kopi itu sendiri. Kita mengetahui bahwa Ruteng hanya seperti kota transit para wisatawan. Wisatawan lebih banyak di Labuan Bajo, jadi ASNIKOM memutuskan buka di Labuan Bajo dan minta kami yang urus,” beber perempuan berkacamata ini.

Wenti menyediakan tiga jenis kopi Manggarai yakni arabika, robusta, dan lanang di kedai Kopi Mane. Selain itu, ia juga menyediakan menu-menu lain bagi pelanggan. Harga yang ia berikan untuk menu-menunya pun terbilang cukup terjangkau dan tidak menguras kantong lebih dalam.

Versi lengkap artikel ini bisa dibaca di Floresmuda.com

spot_img

Artikel Terkini