Ketua DPRD Mabar Bantah Intervensi Proyek

Labuan Bajo, Floresa.co – Ketua DPRD Manggarai Barat (Mabar), Belasius Jeramun, geram dan membantah tudingan Seli Abi, warga Rekas, Kecamatan Sano Nggoang. Seli Abi menuding Belasius telah mengintervensi pihak SMP Katolik Mutiara Rekas dalam menentukan mitra pelaksana proyek di sekolah itu.

Proyek yang dimaksudkan Seli yakni, pembangunan gedung laboratorium senilai Rp300 juta. Sesuai petunjuk teknis, proyek yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2018 itu dilaksanakan secara swakelola.

Awalnya, pihak sekolah menentukan Seli Abi sebagai mitra. Namun, setelah mengantongi sejumlah dokumen seperti kesepakatan kerja yang ditandatangani Kepala Sekolah, tiba-tiba pihak sekolah menggantikan dirinya dengan mitra lain secara diam-diam.

Seli menuding pergantian tersebut disebabkan karena adanya intervensi Ketua Belasius Jeramun. Tudingan tersebut didasarkan pada informasi yang diperolehnya dari sejumlah guru yang akhirnya dibenarkan oleh Kepala Sekolah, Suster Yasinta Wula.

Namun tudingan tersebut dibantah oleh Belasius Jeramun. Ia mengatakan, kewenangan pihak sekolah tak bisa diintervensi oleh siapa pun, termasuk dirinya.

“Yang menentukan pihak ketiga itu sekolah. Kita tidak bisa intervensi kepala sekolah. Itu murni kewenangan sekolah”, tegas Blasius saat dikonfirmasi floresa.co pada Senin, 14 Mei 2018.

Belasius mengaku telah meminta penjelasan dari Kepala SMP Katolik Mutiara Rekas terkait alasan Seli menuduh dirinya melakukan intervensi atas proyek di sekolah itu. Namun ia mengaku, kepala sekolah tidak pernah mengaitkan dirinya dalam persoalan proyek tersebut.

“Saya sudah konfirmasi ke suster (kepala sekolah), apakah ada menyebut atau membawa nama saya. Suster mengatakan sama sekali tidak ada,” ujar politisi senior Partai Golkar itu.

Belasius membenarkan jika dirinya pernah didatangi Seli Abi. Saat itu Seli mengaku telah mendapat kontrak dari pihak SMP Katolik Mutiara Rekas untuk mengerjakan proyek swakelola pembangunan laboratorium.

Namun belakangan, pihak sekolah menggantikan dirinya dengan mitra yang lain. Karena itu, Belasius menjanjikan untuk menemui Suster Yasinta Wula.

“Pada saat ketemu suster, saya menunggu dia tidak datang. Nah ternyata dia ini menunggu panggilan saya untuk klarifikasi ke suster. Dia yang membutuhkan saya. Karena saya lihat dia tidak ada saat itu, saya pulang,” tutur Belasius.

Terkait pengakuan Seli Abi dan bantahan Belasius Jeramun, floresa.co sudah berupaya mengkonfirmasi Kepala SMP Katolik Mutiara Rekas, Suster Yasinta Wula. Namun ponsel Suster Yasinta tidak dapat dihubungi.

Ferdinand Ambo/EYS/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.