Calon Bupati Naik Mobil, Pendukungnya Jalan Kaki Dua Kilometer

Borong, Floresa.co – Panas kota Borong pada Selasa, 10 Januari 2018 siang, terasa membakar kulit. Ratusan warga tua dan muda, laki-laki dan perempuan berjalan kaki sejauh kurang lebih dua kilometer.

Mereka berpeluh keringat menahan panas dan haus kala berarak dari Rumah Aset di samping Lapangan Fernandez, Borong menuju kantor KPUD Manggarai Timur.

Beberapa warga terlihat membuka baju sambil mengipas-ngipas, mendinginkan badan yang bermandikan keringat.

Di belakang mereka terdapat warga yang menggunakan sepeda motor dan mobil. Ada yang dilengkapi dengan atribut berupa baliho bergambar wajah pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Agas Andreas dan Jaghur Stefanus. Ada pula yang memasang bendera partai pengusungnya, yakni Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan Sejahtera.

Sementara di depan barisan warga, sebuah mobil terbuka melaju pelan. Di atasnya, berdiri Agas Andreas dan Jaghur Stefanus. Pasangan bakal calon yang menyebut diri Paket Aset itu didampingi istrinya masing-masing dalam balutan busana adat Manggarai.

Selain busana adat, Agas Andreas yang juga Ketua DPD Partai Amanat Nasional Manggarai Timur itu mengenakan jas partai berwarna biru.

Di bawah teduhan payung penghalau panas, keduanya melambai-lambaikan tangan, menyapa warga kota Borong yang berdiri di pinggir jalan, menyaksikan arak-arakan tersebut.

Saat berjarak kurang lebih seratus meter sebelum memasuki kantor KPUD, keduanya turun dari mobil, lalu turut berjalan kaki di depan massa. Saat itu, alat musik rebana ditabuh oleh beberapa pendukungnya untuk menambah semaraknya suasana.

Tiba di gerbang kantor KPUD, mereka disambangi salah seorang perwira polisi yang memimpin pasukan pengamanan kantor  tersebut.

“Maaf bapak-bapak dan ibu-ibu, sesuai dengan kapasitas ruangan, yang diperbolehkan masuk ruangan KPUD hanya 30 orang. Sedangkan yang lainnya, boleh menempati terop yang telah disediakan,” ujar polisi tersebut.

Tongka Perempuan

Setelah mengisi daftar hadir di teras depan kantor KPUD, rombongan paket dipimpin seorang ibu berpakaian adat mengantarkan Agas dan Jaghur menuju pintu masuk aula KPUD.

Perempuan yang belakangan diketahui bernama Rosalia Lidi itu kemudian tampil sebagai tongka (juru bicara adat) yang menyerahkan kedua calon pemimpin itu dengan ritual kepok yang ditandai tuak dan ayam putih. Dengan lancar, ia menyampaikan ungkapan adat Manggarai dalam dialek khas Manggarai Timur.

Tongka perempuan merupakan hal langka dalam budaya Manggarai. Biasanya, untuk acara apa pun, ritual kepok ini harus dibawakan oleh tokoh adat laki-laki.

Tuak dan ayam kepok pendaftaran kedua bakal calon pemimpin tersebut diterima oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Manggarai Timur, Ambrosius Arifin yang didampingi empat komisioner lainnya.

Selanjutnya pasangan ini masuk ke aula untuk menyerahkan berkas pendaftaran. Proses pemeriksaan berkas pendaftaran berlangsung selama kurang lebih satu jam hingga akhirnya Ketua KPUD Ambrosius Arifin menyatakan berkas pasangan tersebut sudah lengkap.

Kepada wartawan di sela-sela pendaftarannya, Agas Andreas yang merupakan wakil bupati Manggarai Timur dua periode itu menjelaskan, pihaknya sengaja memakai tokoh perempuan untuk melaksanakan ritual kepok karena perempuan dinilai sebagai pemilih yang konsisten dan mengedepankan hati nurani.

“Perempuan itu sangat konsisten dalam memilih. Perempuan memilih dengan hati nurani,” jelasnya.

Selain itu, kaum perempuan juga memiliki peran penting dalam berbagai ritual adat. Siri Bongkok atau tiang utama dalam rumah adat merupakan simbol perempuan.

EYS/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.