Selamat Jalan Icek!

Ruteng, Floresa.co – Isak tangis warga mewarnai suasana kampung Bealaing, Desa Bangka Pau, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Jumat, 8 Desember 2017.

Mereka meratapi empat korban yang tewas terpanggang bersama rumah mereka yang dilahap si jago merah sekitar pukul 03.00 Wita.

“Icek… De…Icek. Ba’es laing mo, enu. Lako di’a-di’a agu anak, agu inang-amang’m, Icek,” ratap seorang ibu, mengungkapkan kesedihan mendalam seraya menyampaikan ucapan selamat jalan kepada salah satu korban: Margaretha Sunarti atau Icek (30).

Berkali-kali ibu tersebut mengungkapkan kepedihan hatinya sambil mengusap kain songket penutup jenazah Incek.

Menurut sejumlah saksi mata, Icek, yang juga guru SD Bealaing itu ditemukan tewas terpanggang di atas spring bed. Yang tersisa kemudian hanya pegas, setelah lapisannya termakan api.

Wanita yang baru saja lulus PNS formasi PGTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu terbaring sambil mendekap erat Alexander Lionel Namat alias Lionel, anaknya yang baru berusia satu tahun delapan bulan.

Kabar duka itu pun akhirnya sampai ke telinga keluarga di kampung asalnya di Nterlango, Desa Cireng, Kecamatan Ruteng, Manggarai.

Wilibrodus, salah seorang saudara korban, mengaku, keluarga besar di Kampung Nterlango terkejut mendengar kejadian yang menimpa adik sepupunya itu.

“Kami sangat sedih atas peristiwa ini,” ujarnya.

“Kami berharap, mereka diterima di surga,” imbuhnya.

Keluarga besar dari Nterlango, kata Wili, sudah mendatangi RSUD dr Ben Mboi Ruteng tempat Icek dan ketiga korban lain divisum. Setelahnya, mereka berangkatkan keempat jenazah ke Bealaing untuk disemayamkan.

Sejauh ini, pemicu kebakaran yang terjadi saat warga tengah tertidur lelap itu belum diketahui pasti. Hanya informasi seputar upaya menyelamatkan diri yang diperoleh Wili dari keluarga di Bealaing.

Sebelum peristiwa naas itu, kisah Wili, keluarga itu mengadakan upacara ‘kando nipi’, ritual adat Manggarai penangkal mimpi buruk agar tidak terjadi dalam kehidupan nyata.

Baca: “Kando Nipi Da’at”, Momen Berkumpul Terakhir Korban Kebakaran di Poco Ranaka

Setelah acara usai, jelas Wili, kedua mertua saudarinya itu tidur di kamar di bagian depan rumah. Sedangkan Icek bersama suaminya, Stefanus Kandil (29) dan kedua anak mereka tidur di kamar lantai dua pada bagian belakang rumah.

Saat terjadi kebakaran, sekitar pukul 03.00, lanjut Wili, Icek terbangun, lalu membangunkan suaminya.

“Dia (Stefanus) duluan keluar bersama anak perempuan yang pertama saat api membara. Api sudah menyala besar, dia (Stefanus) pikir istri sama anaknya yang balita, ikut keluar. Ternyata mereka tidak keluar dan memilih pasrah,” tutur Wili.

Rupanya kobaran api yang semakin meluas dan kepulan asap yang pekat membuat Incek pasrah.

“Mereka sadar setelah apinya menyala dengan skala besar,” tambah Wili.

Naas, Icek, bersama Leonel, serta kedua mertuanya, Melkior Namat (60) dan Yovita Di (50) pun meregang nyawa dalam kondisi terpanggang.

Hanya Stefanus, bersama Misela Adivan Namat (4) putri sulungnya yang selamat, meskipun harus berjibaku dengan maut. Keduanta kini masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr Ben Mboi.

Stefanus mengalami luka bakar pada jari tangan bagian kiri serta luka lecet pada beberapa bagian tubuhnya. Sementara Misela mengalami benturan keras pada bagian kepala karena dilempar keluar melalui jendela oleh ayahnya.

Jenazah Icek bersama anak dan kedua mertuanya disemayamkan di rumah saudara dari mertuanya, Gerardus Madur, yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban.

Rencananya, upacara pemakaman akan dilakukan hari ini, Sabtu, 9 Desember 2017.

Ferdinand Ambo/EYS/ARJ/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini