Warga di Kecamatan Wae Ri’i Desak Pemkab Perhatikan Proyek Air Minum yang Mubazir

Ruteng, Floresa.co – Sejumlah warga di Kecamatan Wae Ri’i meminta Pemkab Manggarai memperhatikan proyek air minum yang mubazir, lantaran tidak dikerjakan tuntas oleh kontraktor.

Berdasarkan penuturan beberapa warga kepada Floresa.co, proyek yang dikerjakan pada 2016 itu oleh seorang kontraktor bernama Volvo – yang disinyalir salah satu tim sukses Bupati Deno Kamelus saat Pilkada -, menelan anggaran sekitar 600 juta.

Alosius Galung, warga Kampung Rante, Desa Bangka Jong mengatakan, dari informasi yang mereka terima, sasaran proyek itu adalah warga di tiga desa, yaitu Desa Longko, Desa Bangka Jong dan Desa Wae Ri’i.

Namun, hingga kini, jelasnya, jaringan pipa dari sumber mata air yang terletak di Poco, Desa Wae Ri’i belum tersambung hingga ke tiga desa sasaran.

Ia mengatakan, dalam perencanaannya, proyek itu juga mencakup pemasangan meteran dan kran di 125 rumah warga.

“Apa masalahnya (hingga proyeknya tidak tuntas), kami belum dapat penjelasan,” ujarnya.

Aloisius Pasut, warga lainnya mengatakan, saat dikerjakan, kontraktor tidak memasang papan informasi terkait anggaran dan nama kontraktor pelaksana proyek itu.

Warga pun hanya bisa mengetahui keberadaan proyek itu dari pembicaraan mulut ke mulut.

Menurut Pasut, dari informasi yang ia peroleh, kontraktor beralasan pemasangan jaringan pipa dari sumber mata air tidak dilakukan karena harus melewati jalan negara, yang menuntut syarat memperoleh izin terlebih dahulu. Hingga kini, jelasnya, kontraktor belum mendapat izin.

Floresa.co sudah berupaya menghubungi Volvo untuk memastikan hal ini, namun, belum berhasil karena nomor ponselnya tidak aktif.

Fabianus Abu, anggota DPRD Manggarai mengatakan, ia pernah menyampaikan persoalan ini saat sidang paripurna bersama Pemkab, di mana Bupati Deno ikut hadir. Namun, kata dia, tidak ada jawaban yang jelas.

Menurut politikus Partai NasDem itu, tidak ada alasan bagi pemerintah membiarkan begitu saja proyek itu, karena merupakan proyek tahun 2016.

Tentunya, kata dia, sudah dilakukan serah terima dari kontraktor.

Ia menegaskan, Bupati Deno dan Dinas PU perlu segera turun ke lapangan. Dengan demikian, jelasnya, dapat dicari solusi tepat dan cepat, serta bisa menghindari masalah baru.

Maria Jemia, ibu rumah tangga di Poka, Desa Longko mengeluh karena kini mereka kesulitan mendapat air.

Warga di Rante, Desa Bangka Jong, dengan jerigennya masing-masing,antri untuk menimbah air. (Foto: Ronald Tarsan)

Untuk kebutuhan sehari-hari, kata dia, mereka memanfaatkan air dari jaringan air minum yang lama yang pernah dibuat oleh Gereja, dengan debit air yang sangat terbatas.

“Kami berharap agar pemerintah dapat mengatasi masalah ini,” katanya. (Ronald Tarsan/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.