Cerdas Finansial, Tak Terhasut Investasi Bodong

Oleh: Metodius France


Masih segar dan terus berlanjut kasus yang menimpa PT First Anugrah Karya Wisata (First Travel) yang dinahkodai pasangan suami istri, Andika Surachman danAnniesa Devitasari Hasibuan.

Boleh dibilang topik ekonomi dan bisnis di hampir semua media massa saat ini selalu memberikan informasi terkini tentang perusahaan yang bergerak di bidang biro perjalan umrah ini. Bagaimana tidak, perusahaan ini telah menyelewengkan dana Jemaah lebih dari Rp 848 miliar. Belum termasuk utang miliaran perusahaan ini ke pihak ketiga baik di Indonesia maupun di Arab Saudi.

Namun tulisan saya ini tidak membahas seluk beluk PT First Travel dalam menjalankan bisnisnya tetapi ingin memberikan beberapa tips agar kita tidak menjadi korban selanjutnya dalam business core yang serupa ataupun dalam bentuk yang berbeda. Bedanya dalam First Travel dijanjikan umrah dengan harga murah maka kalau di investasi dijanjikan keuntungan tinggi (high return).

Periksa Legalitas Usaha

Pemberian izin usaha biasanya dilakukan oleh badan pemerintah sebagai bentuk dari fungsi pengaturan dan pegawasan. Kita perlu megecek kebenaran perusahaan tersebut, dengan memastikan apakah Bank Indonesia, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Kementrian Perdagangan ataupun lembaga pemerintah lainnya telah menerbitkan izin usaha tersebut.

Khusus lembaga atau produk keungan yang dalam kegiatannya menghimpun dana masyarakat sudah pasti memperoleh izin resmi dari OJK. Dalam hal ini OJK memiliki tugas pokok yaitu pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan, Pasar Modal dan IKNB (Industri Keuangan Non-Bank).

Ini merupakan tahap awal ketika pada suatu saat kita ditawarkan dalam sebuah pilihan investasi. Apabila dalam tahap pertama ini kita belum menemukan regulator yang mengeluarkan izin resmi, saya menyarankan untuk segera meninggalkan tawaran investasi tersebut.

Kewajaran Keuntungan

Dalam dunia investasi dikenal dengan istilah high risk, high return. Artinya apa? Tidak ada investasi dalam bisnis yang selalu untung. Pasti ada risiko. Apabila kita menginginkan keuntungan yang maksimal akan berbanding lurus dengan risiko, begitu pula sebaliknya. Apalagi keuntungan yang dijanjikan tersebut diperoleh dalam jangka pendek. Dengan tegas kita menolak tawaran investasi tersebut.

Kita perlu curiga jika ada imbal hasil yang tidak wajar. Kita dapat membandingkan bunga yang ditawarkan di sektor perbankan atau pasar modal, apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak.

Bisnis investasi bukan sulap, sekali membalikan tangan maka hasilpun tercapai. Jika ada waktu, lakukanlah perhitungan matematis terlebih dahulu untuk memastikan apakah tawaran tersebut dapat diterima dengan akal sehat atau tidak. Prinsip investasi yang harus dipegang teguh ialah keuntungan dalam jangka panjang.

Model Bisnis

Berbicara mengenai model bisnis, erat kaitannya dengan kreasi atau penciptaan, dan kontribusinya terhadap masyarakat. Oleh karenanya dalam sebuah model bisnis terdapat maksud dan tujuan yang jelas, produk yang ditawarkan, strategi, struktur organisasi, serta kebijakan-kebijakan operasional yang jelas.

Kita perlu melihat dan menilai kompetensi dan kredibilitas perusahaan investasi. Untuk apa kita menginvestasikan sejumlah dana ke perusahaan investasi yang tidak kompeten dan kredibel? Dengan intelijensi yang sederhana saja sudah dapat dipastikan dana yang kita depositkan tidak akan berkembang dan kemungkinan hilang.

Perusahaan investasi yang kompeten dan kredibel mengelola dana nasabah dengan transparan, mudah dipantau menggunakan smartphone, laptop atau perangkat elektronik lainnya. cara kerja yang jelas, dan sistem profit sharing. Singkat kata, perusahaan tersebut sudah memiliki standar operasi yang baku dan jelas.

Ketiga poin yang telah diuraikan di atas merupakan langkah antisipatif pertama ketika pada suatu waktu kita dihadapkan dengan tawaran investasi. Tak dapat dimungkiri bahwa salah satu cara dalam meningkatkan penghasilan yang menjanjikan saat ini ialah investasi.

Tapi perlu diingat bahwa tidak semua jenis investasi dapat kita terima begitu saja tanpa didukung dengan analisis finansial yang cukup. Sebagai tambahan informasi, jenis-jenis investasi yang memberikan manfaat ekonomi yang sesuai saat ini dalam bentuk properti, emas, obligasi, saham, dan reksa dana.

Di zaman yang semakin canggih saat ini, dengan mudah kita memperoleh informasi yang handal mengenai jenis-jenis investasi tersebut beserta perusahaan-perusahaan yang menyediakannya. Semoga kita semakin cerdas dalam mengelola keuangan kita.

Penulis aadalah Akuntan, bekerja di Focus Data Consulting Jakarta, masih menyelsaikan Magister Akuntansi di Perbanas Institute

spot_img

Artikel Terkini