Resah dengan Kasus Uskup Leteng, Umat Diaspora Akan Doa Bersama di Kedutaan Vatikan

Floresa.coBelum berakhirnya polemik di Keuskupan Ruteng terkait skandal yang melibatkan Mgr Hubertus Leteng, umat keuskupan itu yang tinggal di Jakarta berupaya meluapkan keprihatinan dengan menggelar doa bersama.

Acara itu, yang akan diadakan pada Sabtu, 12 Agustus bakal digelar di depan kantor Kedutaan Vatikan di Jakarta.

“Kita ingin menyampaikan harapan agar Vatikan ikut merasakan suasana kebatinan umat Keuskupan Ruteng pasca mencuatnya problem yang terjadi akhir-akhir ini,” kata Rikard Rahmat, salah satu inisiator acara itu dalam keterangan tertulis yang diterima Floresa.co, Selasa, 8 Agustus 2017.

Tidak seperti aksi massa umumnya, di mana ada yel-yel, orasi dan semacamnya, kata dia, aksi ini dirancang hanya dalam bentuk doa sambil memasang seribu lilin.

Robert Endi Jaweng, inisiator lain aksi ini mengatakan, masalah di Keuskupan Ruteng telah memicu krisis besar, terutama karena pelakunya adalah pemimpin tertinggi di keuskupan.

“Dan, sejauh ini tidak ada niat untuk mengakhiri kemelut yang terjadi,” katanya.

BACA JUGA:

Kecewa dengan Uskup Ruteng,  Puluhan Imam Nyatakan Undur Diri dari Jabatan

Uskup Ruteng Tanggapi Desakan Para Imam

Tuntutan Para Awam: Uskup Ruteng Mundur atau Dimundurkan

Media Vatikan Publikasi Berita Terkait Polemik di Keuskupan Ruteng

Ancaman Imam Pro Uskup Ruteng: Hati-hati, Hina Uskup Bakal Dikutuk

Surat Domba untuk Gembala: Bapa Uskup, Akhiri Penderitaan Gereja dan Umat Keuskupan Ruteng

Ia menambahkan, para petinggi di Keuskupan Ruteng tidak bisa lagi diharapkan untuk mengakhiri konflik ini.

“Malah situasi tambah parah, setelah terjadi pro dan kontra di kalangan imam. Ada sejumlah indikasi, di mana ia (Uskup Leteng) berupaya mengabaikan krisis ini,” katanya.

Problem di Keuskupan Ruteng terkait dengan dugaan korupsi dana Gereja senilai Rp 1.675.000.000 oleh Uskup Ruteng, Mgr Hubertus Leteng Pr.

Dana itu ia ambil dari dana Keuskupan Ruteng yang disimpan di Common Fund, unit usaha Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jakarta, senilai Rp Rp 1.250.000.000 dan dari kas Keuskupan Rp 425.000.000, yang semuanya ditransfer secara bertahap ke rekening pribadi milik Uskup Leteng.

Bersamaan dengan itu, mencuat pula dugaan adanya relasi tidak wajar (affair) Uskup Leteng dengan seorang perempuan, yang oleh uskup disebut sebagai “anak angkat”.

Foto Mgr Hubertus Leteng bersama anak angkatnya, yang dikenal dengan nama Decinta. (Foto: Ist)

Praktek korupsi dan affair itu diduga kuat berkaitan erat, di mana uang hasil korupsi dipakai dalam rangka membiayai kebutuhan dan gaya hidup anak angkat itu.

Lucius Karus, yang ikut mendukung aksi ini menambahkan, harapan untuk menghadikan solusi sekarang ada di Vatikan. 

“Kita meyakini, Vatikan turut mendukung upaya pembaruan di Keuskupan,” tambahnya.

“Intensi doa kita adalah semoga Roh Kudus mengilhami para petinggi Gereja untuk mencari solusi,” lanjut Lucius.

Menurut Yosef S Nggarang, kordinator lapangan aksi, aksi ini melibatkan umat Keuskupan Ruteng diaspora lintas generasi.

“Kita mengajak semua untuk mengambil bagian, untuk menunjukkan kepedulian pada situasi yang terjadi,” katanya.

Tidak tertutup kemungkinan, kata dia, jika ada umat dari keuskupan lain yang mau terlibat.

Sebelumnya, para inisiator aksi sudah mengirim pernyataan sikap kepada Duta Besar Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi dua pekan lalu, dengan tembusan kepada Mgr Hubertus Leteng Pr dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

Ada puluhan orang yang menandatangani pernyataan sikap itu, termasuk di antaranya adalah Marcel Rengka, John Nembo, Lucius Karus, Boni Gunung, Elias Sumardi Dabur, Maxi Adil, Ario Jempau, Arman Suparman dan Frans Nembo. (ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini