Mahasiswa Manggarai UBK, Bawakan Tarian Caci di Jakarta

Jakarta, Floresa.co – Mahasiswa asal Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kuliah di Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta, gelar pertunjukkan tarian caci di Gedung Margasiswa PMKRI, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Mei 2017 malam.

Tarian tersebut mereka bawakan dalam rangka dies natalis ke-7 BATU (Barisan Anak Timur UBK-red) UBK, wadah perkumpulan mahasiswa asal Indonesia bagian Timur yang kuliah di UBK.

Dalam acara tersebut, mahasiswa yang berjumlah belasan orang tersebut mengenakan atribut khas Manggarai yaitu songke, selendang, destar, kebaya, bali-belo dan dan lainnya. Tarian caci sebagai acara yang membuka seluruh rangkaian acara.

“Membawakan acara tersebut, banyak hal positif yang kami dapat. Kami dilatih untuk bekerja sebagai sebuah tim dan juga bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah dipercayakan,” ujar ketua acara Ano Panjaitan.

Lebih dari itu, lanjut Ano, ajang tersebut menjadi kesempatan kepada mahasiswa Manggarai untuk membuktikan diri sebagai generasi masa depan Manggarai yang paham dan cinta budaya Manggarai.

“Selain belajar sebagai aktivitas utama, saat-saat seperti ini kami dituntut untuk mengembangkan potensi diri,” lanjutnya.

Bukan kali ini saja mereka membawakan tarian caci dalam kegiatan BATU. Pada tahun 2016 lalu, dalam dies natalis keenam, mereka dipercayakan mengisi acara puncak.

Selain tarian caci, mahasiswa dari daerah lain dari Indonesia Timur juga membawakan tarian khas daerahnya masing-masing. Tinju adat dari Nagekeo dan Bajawa. Tarian Baleo dan Taan Tou dari Lembata serta Ha’i Nggaja dari Ende.

Selain itu, ada juga tarian Cendawasi dari Bali, tarian Cakalele, Lalayon, Tide-tide dan Cokoiba dibawakan mahasiswa dari Maluku serta tarian Perang dari Papua.

Sementara itu, San Salvator, ketua BATU mengatakan, ajang tersebut digelar sebagai ajang mempererat silahturahmi dan solidaritas antar mahasiswa Indonesia Timur yang kuliah di UBK pada khususnya dan Jakarta umumnya.

“Tarian-tarian tersebut ditampilkan dengan maksud menggugah mahasiswa-mahasiswi yang merantau untuk tidak melupakan budaya yang menjadi simbol dari daerahnya,” pungkas mahasiswa asal Nagekeo tersebut. (Ario Jempau/ARJ/Floresa).

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.