Diduga Keracunan Usai Seruput Kopi, 10 Warga Matim Dirawat di RSUD Ruteng

Ruteng, Floresa.co – Sebanyak 10 warga kampung Kedel, Desa Watu Lanur, kecamatan Pocoranaka, Manggarai Timur, diduga keracunan usai menyeruput kopi.

Pantauan Floresa.co,Selasa 25 April 2017, semua korban keracunan terbaring lemah di rungan UGD RSUD dr. Ben Mboi Ruteng. Mereka telah mendapat pertolongan medis dengan diberi suntikan anti racun.

“Masih ada yang muntah-muntah dan pusing berat. Tetapi sejauh ini kondisi mereka stabil,” ujar dr. Rizki Lofi, di RSUD dr Ben Mboi Ruteng, Selasa, 25 April 2017.

“Kami telah upayakan jangan sampai ada yang terkena dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan tubuh,”tambahnya.

Berdasarkan gejala yang dialami 10 warga Manggarai Timur ini, kata dia terindikasi keracunan.

“Gejala pasien ini keracunan, pertama mengalami keringat dan pusing, mual kemudian muntah-muntah,” urainya.

Informasi yang diperoleh Floresa.co, peristiwa ini bermula dari Bernadus Kantus (50) dan istrinya Sisilia Mil (48) yang tiba-tiba jatuh pingsan di rumah mereka di kampung Kedel Desa Watu Lanur Kecamatan Poco Ranaka Manggarai Timur, Senin pagi 24 April 2017.

Bernadus dan Sisilia juga mengeluh pusing dan muntah-muntah usai menyeruput kopi.

Sejumlah tetangga pun berdatangan untuk menolong. Mereka tak menyangka suami istri itu mengalami keracunan setelah menyeruput kopi.

Delapan warga pun tak keberatan ikut menyeruput kopi yang disuguhkan suami istri tersebut.

Namun belum sampai setengah gelas kopi itu diminum, kedelapan orang itu pun merasa pusing, mual lalu muntah-muntah. Bahkan lima diantaranya pingsan.

Gejalanya serupa dengan yang dialami Bernadus dan Sisilia.

Kesepuluh korban keracunan ini akhirnya dilarikan ke  Puskesmas Benteng Jawa.

Setelah itu, Puskesmas Benteng Jawa merujuk ke RSUD dr.Ben Mboi Ruteng Manggarai,Senin petang untuk dirawat secara intensif.

Sisilia Mil, istri Bernadus mengaku tak habis pikir, kenapa kopi bubuk yang biasa dikonsumsinya bersama keluarga nyaris merenggut nyawanya.

Ia mengungkapkan kopi bubuk tersebut ditumbuk tiga hari sebelum peristiwa keracunan dan tersimpan di dalam toples.

Ia mengaku selama tiga hari terakhir ia dan keluarganya minum kopi itu pagi dan sore.

“Aneh kenapa sejak hari Jumat kami tidak merasakan apa-apa. Tapi kenapa hari ini baru terjadi begini. Saya juga heran pak,” ujarnya kepada wartawan.

Hendrikus Namas (50), salah seorang korban keracunan, menuturkan bahwa ia tidak menyangka Bernadus dan istrinya pingsan karena keracunan kopi.

Ia dan warga lainya pun tak menolak ketika ditawari minum kopi setelah menolong keluarga tersebut.

“Kalau saja kita tahu bahwa Bernadus dan Sisilia pingsan karena racun kopi tentu kami tidak meminum kopi itu. Kita kira tetangga kami ini pingsan karena masuk angin atau karena sakit lambung,” jelas Hendrikus.

“Waktu kami minum kopinya kok sama-sama keluhkan pusing mual dan muntah-muntah serta jantung berdebar. Saya lalu menyuruh yang lain buang semua kopi yang ada di gelas,” cetusnya.

Ampas kopi yang diambil dari rumah Bernadus telah diamankan polisi untuk diselidiki lebih lanjut. Sampel ampas kopi direncanakan akan dikirim ke laboratoriun BPOM Kupang untuk memastikan racun apa yang terkandung dalam bubuk kopi yang diduga terkena racun itu. (Ronald Tarsan/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.