Air Terjun di Wae Tesem-Lelak yang Masih Tersembunyi

Ruteng, Floresa.co – Kabupaten Manggarai- Flores memiliki sejumlah destinasi wisata alam yang belum ditata. Salah satunya air terjun di Wae Tesem, sungai yang mengalir di beberapa desa di Kecamatan Lelak.

Di Wae Tesem ini setidaknya ada tiga air terjun, yang bisa menjadi objek wisata alam baik bagi masyarakat Manggarai maupun wisatawan dari daerah lain dan wisatawan asing.

Dari tiga air terjun di Wae Tesem ini, dua diantaranya sudah diberi nama oleh masyarakat setempat, sedangkan satu lagi belum dinamai. Dua yang sudah dinamai adalah air terjun Cunca Lewe dan Cunca Tara .

Untuk sampai ke lokasi  ini, butuh waktu sekitar dua jam dari kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.

Rabu 12 April kemarin, kami, beberapa wartawan di Ruteng yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Online (AJO) Manggarai berkunjung ke lokasi wisata ini.

Tujuannya, selain menikmati pesonanya, tentu juga untuk memperkenalkan objek wisata ini ke khalayak. Ini memang menjadi salah satu program AJO Manggarai, memperkenalkan objek wisata yang belum banyak dikenal.

Dari Ruteng, kami melintasi jalan trans Flores arah Labuan Bajo dengan menggunakan sepeda motor menuju Ketang, ibu kota Kecamatan Lelak.

Dari Ketang, perjalanan masih dilanjutkan ke kampung Gonggong di desa Desa Pong Umpu. Jaraknya sekitar 7 kilometer.

Akses ke Gonggong sudah ada jalan beraspal. Tetapi memang di sejumlah titik kondisinya berlubang. Aspal juga ada yang sudah terkelupas.

Tiba di kampung Gonggong kami terpaksa memarkir sepeda motor. Karena untuk ke lokasi air terjun, harus melewati jalan setapak. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar satu kilometer dengan waktu tempuh 30 menit.

Tetapi perjalanan tidak terasa, karena di kiri kanan jalan setapak terdapat persawahan masyarakat yang memanjakan mata.

Lelah selama perjalanan dari Ruteng terbalas semuanya. Sesampai di lokasi, kami menemukan tiga air terjun yang letaknya berdekatan.

Dua air terjun di namai masing-masing Cunca Tara yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter.

Kemudian, Cunca Lewe dengan ketinggian sekitar 30 meter. Karena cukup tinggi, masyarakat menamainya Lewe dalam bahasa Manggarai yang artinya panjang.

 Air Terjun di Wae Tesem Kecamatan Lelak, Manggarai (Foto: Ronald Tarsan/Floresa)
Air Terjun di Wae Tesem Kecamatan Lelak, Manggarai (Foto: Ronald Tarsan/Floresa)

Ketiga air terjun ini, masing-masing memiliki kolam renang di di bawahnya. Di Cunca Tara, misalnya, terdapat sebuah kolam berbentuk lingkaran dengan diameter antara  5 meter-10 meter dan kedalaman sekitar 3 meter. Di sekitar kolam itu terdapat dua batu besar yang alami.

“Ada tiga air terjun di sini,”ujar Albertus Parut, Warga Ra’ong, Desa Ketang, kepada wartawan di lokasi itu, Rabu, 12 April 2017 siang.

Ia juga menjelaskan tempat ini merupakan perbatasan antara tiga desa, yaitu Desa Ketang, Desa Pong Umpu dan Desa Bangka Dese. Semuanya di kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai.

Air kolam yang masih jernih menggoda kami untuk berenang. Airnya begitu dingin tetapi benar-benar menyegarkan.

Sejumlah anak di kampung sekitar tampak lebih lihai. Mereka melompat ke kolam dari  dinding tebing.  Padahal bebatuan yang menempel di dinding tebing ditumbuhi lumut sehingga terasa licin.

Di beberapa sudut dinding tebing, ada sarang burung, namun belum diketahui jenis burung yang menghuni di tebing tersebut. Tumbuh pula tanaman kecil-kecil dan berbagai jenis pohon yang membuat tebing itu tampak hijau dan segar.

air-terjun-2_Jika memperhatikan alam sekitar, tempat ini benar-benar tenang, sunyi. Hanya terdengar suara gemercik air yang mengalir melewati sungai yang hulunya berasal dari Poco Kuwus ini.

Mateus Genggo, warga Gonggong, Desa Pong Umpu mengatakan pemerintah Manggarai semestinya memperhatikan tempat ini. Sebab, kata dia tempat ini bisa menjadi tempat wisata favorit di kabupaten Manggarai.

“Kami berharap kepada pemerintah Manggarai untuk menata tempat ini. Karena tempat ini dapat mendatangkan turis,” ujarnya kepada wartawan di lokasi itu.

Ia menambahkan tempat ini dapat menarik wisatawan, jika menatanya dengan baik.

“Jalan masuknya dulu harus ditata, agar tidak terisolasi,” katanya.

Meski belum ada jalan masuk yang ditata secara baik, namun menurut informasi warga setempat,  air terjun itu pernah dikunjungi oleh turis asing. (Ronald Tarsan/Floresa).

spot_img

Artikel Terkini