Taman Baca Pelangi Jadi Berkah Bagi Ribuan Anak di Mabar

Labuan Bajo, Floresa.co – Sekitar 2.333 anak di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar)-Flores kini bisa mengakses buku-buku bacaan berkualitas dengan hadirnya 12 perpustakaan ramah anak.

Ada 13.560 buku cerita anak, yang kini tersedia di  perpustakaan-perpustakaan itu, yang didirikan oleh organisasi Taman Bacaan Pelangi.

Nila Tanzil, pendiri Taman Bacaan Pelangi mengatakan kepada Floresa.co, perpustakaan-perpustakaan itu yang diresmikan selama sepekan, 20-28 Februari 2017, terletak di 12 sekolah terpilih yang tersebar di Mabar.

Pembentukan kedua belas perpustakaan itu merupakan hasil kerjasama dengan organisasi internasional Room to Read, demikian kata Nila.

Tujuannya, lanjut dia, untuk mengembangkan kebiasaan membaca anak-anak di Flores.

Kedua belas sekolah terpilih yang kini memiliki perpustakaan ramah anak adalah SDN Lancang, SDI Macan Tanggar, SDI Munting Kajang, SDI Namo, SDI Lengkong Kaca, SDK St Yosefa, SDK Rekas I, SDI Wae Moto, SDI Beci, SDK Wae Bangka, SDI Wiko, dan SDI Kakor.

“Dengan konsep perpustakaan ramah anak, baik dari gedung perpustakaan, interior dan furnitur perpustakaan, display buku, jenis buku, sistem penjenjangan buku yang berdasar pada kemampuan membaca anak, hingga sistem manajemen perpustakaan, semuanya dirancang khusus agar dapat untuk menstimulasi minat baca anak-anak,” ujar Nila.

Ia menjelaskan, data Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tahun 2015, dari 170.647 sekolah dasar di Indonesia, hanya 45,9% yang memiliki perpustakaan.

Artinya, masih terdapat 92.215 sekolah dasar tanpa perpustakaan, di mana mayoritas berlokasi di Indonesia Timur, seperti NTT, NTB, Sulawesi, Maluku, Ambon dan Papua.

“Oleh karena itu, Taman Bacaan Pelangi terus berkomitmen untuk mengembangkan kebiasaan membaca anak-anak di Indonesia Timur melalui pendirian perpustakaan ramah anak,” kata Nila.

“Kami percaya, anak-anak yang suka membaca, mereka akan lebih berprestasi di sekolah,” lanjutnya.

Ia meyakini, buku-buku yang mereka sediakan akan mampu menginspirasi anak-anak untuk berani bermimpi besar.

Pelatihan

Selain mendirikan perpustakaan, Taman Bacaan Pelangi juga memberikan pelatihan kepada para kepala sekolah dan guru, termasuk pustakawan tentang sistem manajemen perpustakaan dan kegiatan membaca di perpustakaan.

“Pelatihan-pelatihan ini sangat penting agar seluruh perangkat sekolah dapat menggunakan perpustakaan Taman Bacaan Pelangi dengan baik dan tujuan agar anak cinta membaca dapat segera tercapai,” kata Nila.

Disamping itu, kata dia, pihak sekolah juga dituntut komitmennya untuk menjalankan mata pelajaran baru, yaitu Jam Kunjung Perpustakaan.

Untuk kedua belas perpustakaan baru di Mabar, kata dia, program ini didukung oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.

Jam Kunjung Perpustakaan, jelas Nila, adalah dimana setiap kelas diwajibkan ke perpustakaan selama satu jam mata pelajaran per minggu.

“Pada mata pelajaran ini, guru kelas mengadakan kegiatan membaca untuk anak-anak, sesuai dengan ilmu yang telah didapatkan selama pelatihan dari Taman Bacaan Pelangi,” katanya.

Ia menambahkan, “kegiatan membaca yang dilakukan antara lain membaca lantang, membaca berpasangan, membaca bersama, dan membaca mandiri.”

Taman Bacaan Pelangi Taman Bacaan Pelangi adalah organisasi non-profit yang fokus untuk mendirikan perpustakaan anak-anak di daerah pelosok di Indonesia Timur.

Didirikan pada 2009, Taman Bacaan Pelangi per awal Maret 2017 telah mendirikan 55 perpustakaan anak-anak yang tersebar di 15 pulau di Indonesia Timur.

Tujuan Taman Bacaan Pelangi adalah untuk mengembangkan kebiasaan membaca anak-anak dan menyediakan akses buku bacaan yang berkualitas untuk anak-anak di daerah pelosok di Indonesia bagian Timur.

Taman Bacaan Pelangi sudah secara resmi terdaftar sebagai yayasan dengan nama “Yayasan Pelangi Impian Bangsa” pada tahun 2013.

Di tahun yang sama, Taman Bacaan Pelangi menerima penghargaan “Nugra Jasadarma Pustaloka 2013” dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Secara keseluruhan, Taman Bacaan Pelangi telah memberikan akses buku kepada lebih dari 15.200 anak yang berusia 5-13 tahun dengan menyediakan lebih dari 107.000 buku bacaan anak. Setiap perpustakaan Taman Bacaan Pelangi memiliki minimal 1.000 hingga 3.000 buku cerita anak-anak. (Ferdinand Ambo/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.