Selain Edi Endi, Satu Lagi Anggota DPRD Mabar Dipecat

Labuan Bajo, Floresa.co – Tak cuma Edi Endi yang diganti antara waktu (PAW) dari anggota dewan. Anggota DPRD Manggarai Barat lainnya yaitu Agus Galut juga bernasib sama.

Agus Galut yang merupakan anggota DPRD dari Parta Bulan Bintang (PBB) mendapat Surat Keputusan (SK) Pergantian Antar Waktu (PAW) dari DPP PBB.

Agus pun memilih melakukan perlawanan secara hukum atas putusan DPP PBB di Jakarta itu. Kamis (16/1) kemarin ia sudah mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Negeri Labuan Bajo.

Namun, Agus masih irit bicara soal alasan DPP memecatnya di tengah jalan.

“Ada saatnya saya bicara,sekarang ini belum bisa” ujar Agus saat ditemui di kantor PN Labuan Bajo.

Terpisah, Anggota Dewan Pertimbangan PBB Kabupaten Manggarai Barat,Abdul Asis menduga pergantian itu atas intervensi pihak yang ingin menggantikan posisi Agus Galut sebagai anggota dewan.

“Kalau ada oknum dari DPP atau dari kabupaten, janganlah berbuat begitu.Jika ingin menjadi anggota DPR,silakan menunggu 2019 mendatang,”ujar Abdul Asis.

Sejauh ini kata Asis dirinya belum mengetahui secara pasti apa alasan DPP mengeluar SK PAW kepada Agus Galut.

“Kalau memang mau ganti,harus ada mekanismenya.Selama ini,pengurus partai PBB sama sekali belum pernah melakukan rapat internal”,ujarnya.

Menurutnya, PAW boleh saja dilakukan, asalkan ada alasan yang jelas. Bila tak ada alasan yang jelas, maka jangan dipaksakan, kata Asis.

“Saya tidak mau ada oknum DPP atau pengurus kabupaten yang mengintervensi tanpa ada alasan yang jelas,”ujarnya.

Ia juga mengaku selama ini dirinya tidak pernah mengetahui adanya usulan PAW dari DPC Partai PBB Manggarai Barat.

“Saya sendiri tidak pernah dilibatkan,sementara jabatan saya sebagai dewan pembina,”ujar mantan calon wakil bupati Manggarai Barat ini.

Ia juga tidak mengetahui pelanggaran yang telah dilakukan Agus Galut sehingga DPP PBB mengeluarkan SK PAW.

“Saya sama sekali tidak tahu alasan PAW.Kalau melanggar ADRT atau mencelakakan orang banyak ya silakan di PAW,selama unsur itu tidak dipenuhi jangan dipaksakan,”ujarnya.

Informasi yang dihimpun Floresa.co, DPP mengeluarkan SK PAW kepada Agus Galut karena diduga tidak memberikan kontribusi berupa uang selama menjadi anggota DPRD.

BACA:Edi Endi Merasa Berjasa untuk Golkar Mabar

Ditanya terkait itu,Abdul Asis tidak membenarkan atau membantahnya. Ia hanya mengatakan,”Jalankan politik secara benar.Jangan suka potong dan kalau mau maju silakan bertanding di tahun 2019,”ujarnya.

Ketua DPRD Manggarai Barat Belasius Jeramun mengaku sudah menerima dua SK PAW anggota yaitu Edi Endi dari Fraksi Golkar dan Agus Galut dari PBB.

“Di SK PAW untuk Agus Galut tidak cantumkan apa penyebabnya.Mereka hanya memberitahukan terkait urusan internal partai,”ujarnya.

Ferdinand Ambo/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Bicara Tuntutan Nakes Non-ASN, Bupati Manggarai Singgung Soal Elektabilitas, Klaim Tidak Akan Teken Perpanjangan Kontrak

Herybertus G.L. Nabit bilang “saya lagi mau menaikkan elektabilitas dengan ‘ribut-ribut.’”

Apakah Paus Fransiskus akan Kunjungi Indonesia dan Rayakan Misa di Flores?

Kendati mengakui bahwa ada rencana kunjungan paus ke Indonesia, otoritas Gereja Katolik menyebut sejumlah informasi yang kini menyebar luas tentang kunjungan itu tidak benar

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek