Fokus di Kabinet, Wiranto Lepas Posisi Ketum Hanura

Jakarta, Floresa.co – Wiranto,  pendiri Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) resmi melepas jabatan sebagai ketua partai itu.

Posisinya akan ditempati Oesman Sapta (Oso),  politisi yang kini menduduki posisi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Oesman bakal ditetapkan secara resmi dalam Munaslub yang digelar bersamaan dengan acara syukur HUT ke-10 Hanura serta peresmian kantor baru mereka di Bambu Apus, Jakarta Timur,  Rabu,  21 Desember 2016.

Wiranto sebelumnya dua kali menduduki posisi ketua partai,  yakni pada periode 2006-2010 dan 2010-2015.

Keputusan menyerahkan Hanura kepada Oso diambil lima bulan pasca Wiranto menempati posisi sebagai Menteri Kordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) dalam Kabinet Kerja.

Dan,  ia memilih untuk fokus pada posisinya itu.

“Kami katakan bahwa mendampingi presiden merupakan kehormatan. Pada kesempatan ini, izinkan saya untuk berkonsentrasi penuh sebagai Menko Polhukam. Walau secara fisik, saya bukan dalam struktur, percayalah bahwa kecintaan saya akan hidup bersama saudara sekalian,” ujar Wiranto saat berpidato di hadapan ribuan anggota partai.

Ia mengakui, Oso pantas menggantikan posisinya karena telah lama mengenal sosok Oso saat masih menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki), dimana kala itu Oso menjabat sebagai Bendahara Umum.

“Jadi, (Oso) kawan saya, terutama saat saya pimpin karate” ujarnya.

Wiranto membantah jika Oso disebut nama baru di partainya, karena kata dia,  Oso selama ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Hanura.

“Sudah sejak dua bulan lalu,” ujar Wiranto.

Dukung Jokowi

Dalam penyataannya pada Rabu, Wiranto mengaku tidak hanya ingin mendukung pemerintahan Jokowi saat ini,  tetapi juga jika Jokowi maju lagi sebagai calon presiden pada 2019.

Pemimpin yang sukses,  kata dia, layak didukung kembali,  hal yang kemudian diamini para anggota partai.

Wiranto menegaskan, Hanura secara konsisten menjadi partai pendukung pemerintah.

Dia pun menepis tudingan bahwa di balik dukungan Hanura kepada Jokowi-JK ada transaksi terselubung.

“Bahkan, sebelum 2014, Hanura sudah memutuskan mendukung Jokowi-JK. Hal itu bukan karena adanya transaksi terselubung, tetapi karena pertimbangan yang sangat matang,” lanjut Wiranto.

“Pilihan tersebut tepat, hati nurani tidak bisa berbohong. Setelah menjadi presiden, getaran yang tulus tersebut diaplikasikan dalam program kerja pemerintah. Seakan, Hanura dan Presiden menemukan primbon yang sama,” sambungnya.

Menurut Wiranto, Hanura dengan pemerintahan Jokowi-JK menemukan banyak kesamaan. Dia mengapresiasi konsep pembangunan dari pemerintah.

“Pada tahun keempat, Hanura mengeluarkan Hanura peduli, telah dijawab juga dengan moto kerja, kerja, kerja. Kerja bukan hanya di belakang meja, tetapi juga di lapangan. Sekarang telah terjawab dalam konsep membangun dari pinggiran. Pembangunan untuk rakyat harus merata,” papar Wiranto.

Wiranto juga mengatakan pemilihan Saleh Husin dan Yuddy Chrisnandi saat dahulu masuk ke dalam kabinet merupakan prestasi bagi Hanura. Dia melanjutkan saat ini dirinya yang diangkat menjadi Menteri dalam kabinet.

“Parpol adalah nyawa demokrasi yang utama. Keterlibatan parpol dalam pemerintahan adalah keniscayaan. Kami bersyukur, dua kader kami masuk dalam kabinet. Namun, saat ketua umum terpanggil, memang sedikit terjadi goncangan. Karena yang dipanggil adalah kapten kesebelasan,” imbuhnya.

Saat masuk ke dalam pemeritnahan, Wiranto mengatakan kinerja pemerintah kali ini sangat baik. “Sudah lima bulan saya bekerja dalam kabinet Jokowi. Saya menjadi saksi bahwa pemerintah kali ini bekerja super cepat,” bebernya

Untuk itu, lanjut Wiranto, ketimbang partainya mencari sosok atau calon lain pada Pemilu 2019, akan lebih baik meneruskan dukungan ini.

Belum lagi, kata dia,  Jokowi jika maju lagi akan sebagai incumbent, juga masuk sebagai pertimbangan dukungan ini.

“Daripada kita cari lain ke depan. Saya prediksi (Pilpres) 2019 tidak akan seketat sebelumnya. Karena incumbent yang berhasil biasanya dipilih lagi,” ujar dia.

Jokowi Hadir

Komitmen Wiranto mendukung pemerintahan Jokowi tampak dijawab Jokowi dengan menghadiri dan membuka resmi Munaslub Hanura.

Jokowi tiba di lokasi sekira pukul 19.45 WIB.

Dengan mengenakan batik lengan panjang berbahan dasar hijau, Jokowi disambut hangat Wiranto.

Hadir juga dalam acara ini, Presiden RI kelima yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati yang nampak mengenakan baju merah dan selendang merah duduk tepat di samping kiri Jokowi.

Hadir juga dalam acara ini Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham.

Dalam kesempatan tersebut,  Jokowi mengatakan,  ia berharap Hanura menjadi mitra strategis dan konstruktif untuk pemerintah.

“Bangsa Indonesia membutuhkan energi, termasuk Partai Hanura,” katanya.

Jokowi kemudian berpesan, jangan sampai energi bangsa ini habis untuk hal-hal yang tidak penting. Dia mencontohkan, hal yang tak produktif salah satunya adalah kritik yang cenderung menghina.

“Kita lupa membedakan kritik sama mengasut, apalagi kritik dengan makar itu berbeda sama sekali,” ungkap Jokowi. (Tin/ARL/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.