Terkait Proyek Air Bersih, Warga Lembor Nilai DPRD Mabar Berbohong

Labuan Bajo, Floresa.co – Masyarakat Desa Wae Wako Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengecam sikap anggota DPRD Mabar yang dinilai mengabaikan keluhan mereka terkait proyek air minum bersih senilai Rp 2.13 miliar yang mubazir di wilayah itu.

Warga bahkan mencap Anggota DPRD Mabar telah membohongi mereka.

“Ketika kami mengaduh ke kantor DPRD kali lalu, terkait proyek air minum di Desa Wae Wako, DPRD berjanji akan segera turun cek ke lokasi. Nyatanya sampai detik ini mereka tak pernah turun,”ujar Vinsesius Syukur, Ketua Forum Pemantau Pembangunan Desa Wae Wako saat menggelar dialog bersama Kejari Labuan Bajo di depan Kantor Kejari, Kamis (1/21/2016).

“Kami anggap anggota DPRD Mabar pembohong. Giliran ada kebutuhan baru mendekati masyarakat,”tambah Vinsen.

(Baca Juga: Terkait Proyek Air Bersih, Warga Lembor Kembali Berunjuk Rasa di Kejari Labuan Bajo)

Kamis kemarin, sejumlah warga desa Wae Wako kembali mendatangi Kejari Labuan Bajo. Mereka meminta agar Kejari segera mengusut dugaan adanya penyimpangan dalam proyek air bersih di desa mereka. Para warga diterima langsung oleh Kajari Labuan Bajo, Subekhan.

Dihadapan Kajari selain meminta agar segera mengusut proyek tersebut, warga juga mengungkapkan kekecewaan mereka kepada DPRD.

“Bukankah kalian dipilih untuk mendengar dan menyuarakan aspirasi rakyat. Kami menilai bahwa anggota DPR pembohong karena tidak bisa menyelesaikan masalah kebutuhan air masyarakat Desa Wae Wako”,ujar Vinsen.

Vinsen juga mengatakan kehadiran mereka ke Kejaksaan untuk mendesak aparat penegak hukum tidak main-main terhadap kasus proyek air minum di desanya.

“Indikasi korupsinya sangat jelas. Sebab proyek itu sudah selesai dikerjakan tahun 2015. Hingga sekarang pipa saluran air di proyek itu tidak mengeluarkan air. Bahkan pihak kontraktor mencuri air dari pipa proyek PNPM sehingga air bisa mengalir ke pipa yang dikerjakan,”ujarnya.

“Banyak ketimpangan yang kami liat di lapangan. Antara gambar saat perencanaan yang mereka tunjuk ke kami, berbeda jauh dengan fakta lapangan,”tambahnya.

Dialog dengan Kajari ini berlangsung di luar gedung Kejari. Warga Wae Wako tidak mengindahkan permintaan pihak Kejaksaan agar menggelar dialog di dalam ruangan. Warga meminta agar penanganan kasus ini transparan serta tidak masuk angin.

Kejari Labuan Bajo,Subekhan menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengecek dokumen ke dinas PU dan tidak menemukan adanya indikasi korupsi.

“Pencairannya baru 30 persen, belum FHO, sehingga kita perlu dalami lagi,”ujarnya.

Mendengar jawaban itu,Vinsensius Syukur langsung menimpali.

“Tahun pengerjaan sudah selesai. Secera kesuluruhan proyek sudah rampung namun tidak bermanfaat. Apakah ini bukan sebuah ketimpangan? Apalgi mereka menyanggah pipa dengan bambu. Jelas bahwa proyek ini bermasalah dan berindikasi pada kerugian negara,”ujarnya.

Bersama warga lainnya ia meminta Kejaksaan agar tidak main-main dan segera mendatangi lokasi proyek.

(Baca Juga: Warga Lembor Lapor Kontraktor Proyek Air Bersih ke Kejari Labuan Bajo)

“Kami butuh kepastian, kapan ke lokasi. Silakan cek fakta dan silakan cross-chek dengan gambar pihak dinas PU,”ujarnya.

Subekhan pun menyanggupi permintaan warga dan berjanji Selasa minggu depan akan mendatangi desa Wae Wako.

“Hari selasa saya bersama Kasi Intel akan ke lokasi,”ujarnya.

Pantauan Floresa.co, usai mendengar jawaban pihak Kejaksaan warga melanjutkan aksi mereka ke kantor DPRD Mabar.

Pada saat bersamaan, Kepala Bina Marga Solus Rafael bersama rekannya dari Dinas PU tampak mengobrol santai bersama Kasi Intel Kejari Labuan Bajo, Andre saat warga Wae Wako menuju kantor DPRD.

Saat warga menggelar dialog, Solus Rafael memang terlihat mendatangi kantor Kejaksaan. Ia berdiri di belakang kerumanan warga yang berdialog di depan kantor Kejaksaan.

Terpisah Ketua DPRD Mabar Belasius Jeramun mengatakan DPRD tidak sempat ke lokasi. “Dinas PU sudah berjanji sanggup mengatasi persoalan itu. Mereka katakan itu kepada lembaga DPRD. Awalnya saat masyarakat mendatangi kantor ini, kita janji mau turun cek lokasi,”ujar Belasius.

Belasius berkilah DPRD tidak ke lokasi karena Dinas PU sudah sanggup mengatasi masalah proyek air di Wae Wako itu.

“Ketika Dinas PU mengatakan sanggup, kami pun tidak jadi berangkat ke lokasi. Bukan kesalahan anggota DPRD,”kilahnya. (Ferdinad Ambo/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.