Jurnalisme Profetis

Mendukung Pater Steph Tupeng dan Flores Pos

Oleh: GABRIEL ADUR SVD

“Flores Pos tetap mengambil sikap kritis terhadap kekuasaan politik dan birokrasi. Kita mendorong pemerintah membangun dengan benar, adil dan baik dengan orientasi rakyat. …membongkar dugaan permainan busuk keluarga dan kroni elite kekuasaan,” tulis Pater Steph Tupen Within SVD dalam menghadapi persoalan pengaduan  Flores Pos ke Dewan Pers.

Berpadanan dengan pendapat Pemimpin Redaksi Flores Pos itu, penting bagi penulis untuk mengatakan bahwa tanpa kebebasan pers tak ada demokrasi.

BACA: Dewan Pers Dukung “Flores Pos”

Tulisan ini merupakan bagian dari keberpihakan penulis pada pers, dalam hal ini suara-suara kritis Flores Pos dan Pater Steph Tupen Within SVD.  Namun,  tidak bermaksud membahas persoalan yang telah dijawab Flores Pos secara terbuka.

Bagi penulis, pencerahan sebuah kehidupan sosial bisa tercapai melalui perpaduan memadai antara empat aspek berikut.

Pertama, kualitas pendidikan yang memperlihatkan kualitas peradaban dan perkembangan cara berpikir masyarakat. Kedua, peningkatan kualitas kehidupan ekonomi dan politik yang sehat dan demokratis. Ketiga, peningkatan kualitas kesejahteraan dan kesehatan rakyat. Keempat, perkembangan media massa dalam  menjembatani kepentingan rakyat dan penguasa.

Dalam upaya mencapai sebuah masyarakat  sehat dan bebas dominasi, media massa memiliki pengaruh dan posisi kuat untuk bersuara secara profetis. Suara kenabian media massa sangat jelas memberikan efek positif, ketika sabdanya mewakili seluruh kepentingan golongan dan tidak partisan.

Melalui bobot kehadiran inklusif, media massa berperan sangat kuat untuk menciptakan apa yang disebut Jurgen Habermas dengan ruang publik.

BACA JUGA: Kritik Keras Proyek Bermasalah, “Flores Pos” Diadukan ke Dewan Pers

Media massa menjadi  instrumen sosial untuk bisa menciptakan situasi “bicara ideal” bagi seluruh komponen masyarakat dalam mengkomunikasikan kepentingannya.

Media massa memberikan sabda kehidupan untuk menjembatani pluralitas kepentingan dan memberi ruang bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam sebuah “bicara ideal”.

Dalam kategori luas dan umum, media massa meliputi media cetak dan media online.  Kemunculan berbagai bentuk media massa mengisyaratkan adanya perkembangan teknologi komunikasi untuk menjembatani kerinduan setiap orang berkomunikasi dengan orang lain.

Dalam menghadapi aneka rupa tawaran, mereka  menyuguhkan sejuta informasi baik berbobot positif sampai yang hanya sekedar sensasi. Karena itu, perlu adanya sikap selektif masyarakat untuk memilih.

Flores Pos Hadiah Terindah

Kehadiran Flores Pos  merupakan hadiah terindah bagi masyarakat Flores dan NTT umumnya.

Flores Pos membawa sebuah sabda yang lahir dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

Dengan kemasan menarik dan proporsional, Flores Pos memiliki tempat dan pesona tersendiri sebagai harian yang diterima secara luas dan terkemuka. Terkemuka karena semua kepentingan terfasilitasi secara sederhana dan elegan.

Dengan informasi dan berita mulai dari berita gaya hidup orang kecil dan selebriti, perkembangan politik dan ekonomi, olahraga dan kesejahteraan masyarakat sampai kolom opini yang selalu disinggahi pemikiran-pemikiran kritis, konstruktif, sederhana, menarik dan enak dibaca.

Flores Pos menjadi media komunikasi yang tepat untuk memacu dan menantang masyarakat berpikir kritis.

Kolom opini Flores Pos  memiliki arti tersendiri dalam sepak terjang harian terkemuka NTT ini.

Kolom ini menghembuskan roh pencerahan kepada masyarakat.  Melalui kolom ini, hadir sebuah nuansa dan pelangi demokrasi yang menjanjikan sebuah kebebasan berpikir yang kritis dan membangun.

Di sisi lain, ada pencerahan terhadap masyarakat yang berani menerima realitas yang dibahasakan oleh para penulis.

Di sini terlihat secara jelas adanya kekayaan dan kebijakan berpikir masyarakat berhadapan dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan politik NTT dan juga dunia.

Kekayaan berpikir masyarakat barangkali tidak langsung ditakar dengan gaya bahasa sangat tinggi dan puitis, tetapi dengan gaya bahasa sederhana, lugas mengungkapkan realitas, fokus pada persoalan.

Bahasa yang betul-betul lahir dari pengetahuan yang luas tentang persoalan berdasarkan fakta dan riset yang memadai, mudah dibaca dan enak dimengerti publik.

Mutiara-mutiara pemikiran yang memberikan pencerahan kepada masyarakat dalam kolom opini  terlihat jelas ketika kita berhadapan dengan pemikiran-pemikiran brilian dari para penulis yang memiliki hati dan berani berpihak pada realitas dan tidak memanipulasi realitas.

Di sini, kita akan membaca tulisan-tulisan kritis  dengan kemampuan berbahasa yang mudah dimengerti dan muncul dari beragam persepktif berdasarkan pluralitas profesi di NTT. Ada pertautan pemikiran dan realitas sosial, politik, dan budaya.

Di sisi lain, kolom opini  juga  sekaligus membuka peluang bagi pembaca FLORES POS untuk menggunakana hak tanya-nya. Di sini ada demokratisasi  berpikir.  Penulis dan pembaca memiliki ruang interaktif.

Adanya kemungkinan berpolemik dalam kolom ini memberikan warna dan bobot tersendiri dalam mengoreksi kebenaran isi dari tulisan. Hal ini sangat menarik sebagai sebuah cermin bagi masyarakat untuk mengerti bahwa tak ada yang kebal kritik dan kemajemukan berpikir sangat perlu untuk sebuah kemajuan bersama.

Masyarakat perlu secara kritis membaca setiap informasi dari tulisan para penulis. Dengan itu tercipta peluang untuk secara positif mengoreksi secara jujur dengan tujuan membangun, meski kadang melibatkan emosi, dengan argumentum ad hominum.

Percaturan pemikiran para penulis dalam kolom opini yang menyentuh berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat sebenarnya menunjukkan sebuah kemajuan taraf berpikir masyarakat

Di sini juga terlihat adanya angin kebebasan untuk menyuarakan kebenaran yang tidak perlu dikerangkengi oleh batasan-batasan yang tidak perlu dan sulit dimengerti dalam upaya memajukan masyarakat.

Dalam kerangka berpikir seperti inilah, tulisan dan kritikan Pater Steph dan Flores Pos, sekiranya dipahami sebagai sebuah bentuk kepedulian masyarakat juga partisipasi masyarakat terhadap pengambilan kebijakan.

Sebuah kontrol publik kritis terhadap pelaksanaan pembangunan merupakan sebuah berkat bagi demokrasi dan kemajuan di Flores. Dengan demikian tak perlu dikerangkengi dengan intimidasi dan tindakan anti-pers.

Kedalaman berpikir, kekritisan yang lahir dari pertautan antara sikap belarasa dan kehendak yang baik para penulis untuk mengubah situasi sosial merupakan pratanda adanya kebangkitan sosial untuk membangun dan memajukan masyarakat.

Apalagi kalau hal itu diimbangin dengan hati yang lapang dari para penulis untuk menjadi jendela bagi masyarakat dalam menyuarakan kepentingan masyarakat dan semua golongan ke dalam pentas publik.

Semua butiran pemikiran para penulis dalam kolom Flores Pos  ini menjadi sabda-sabda hidup yang perlu diapresiasi secara wajar, kritis dan proporisional.

Apresiasi yang diberikan Flores Pos  dalam kolom opini terhadap kebebasan berpikir para penulis, yang juga adalah agen-agen dan nabi-nabi pembangunan, merupakan sebuah faktor yang memacu dan menantang setiap orang  untuk bisa menyuarakan kebenaran. 

Penulis adalah rohaniwan, kini bertugas di Jerman. Ia kerap menulis di  The Jakarta Post dan The Jakarta Globe.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Apakah Paus Fransiskus akan Kunjungi Indonesia dan Rayakan Misa di Flores?

Kendati mengakui bahwa ada rencana kunjungan paus ke Indonesia, otoritas Gereja Katolik menyebut sejumlah informasi yang kini menyebar luas tentang kunjungan itu tidak benar

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek