Sketsa Perempuan Telanjang pada Festival Seni dan Budaya di Ruteng

Floresa.co –  Forum Orang Muda Manggarai menggelar acara festival seni dan budaya sejak 21 Oktober hingga 30 Oktober 2016 nanti.

Festival dengan tagline “Positif Menembus Batas” ini digelar di lapangan Motang Rua di jatung kota Ruteng Kabupaten Manggarai – Flores.

Selain untuk merayakan hari sumpah pemuda 28 Oktober, menurut penyelenggara ajang ini juga menjadi panggung bagi anak muda pencinta seni untuk memamerkan karya mereka seperti foto, lukisan, puisi serta tarian tradisional, drama dan kerajinan tangan.

Di antara karya-karya yang dipamerkan itu, ada karya seni lukis yang mengundang kontroversi, yaitu sketsa perempuan telanjang karya pelukis Gun Fals,

Pria dengan nama asli Anggelus Guntur ini merupkan spesialis pelukis sketsa atau potret pensil realis.

Dalam wawancara dengan portal Floresmuda.com Desember 2015 lalu, Gun Fals mengatakan dirinya memang menyukai sketsa karena lebih realistis.

“Mungkin pada saat yang sama saya juga belajar melihat realitas secara lebih jujur dan apa adanya,”ujarnya seperti dikutip dari Floresmuda.com.

“Jujur dan apa adanya” itu jugalah yang ditampilkan Gun Fals melalui sejumlah sketsa yang ia tampilkan dalam ajang festival seni dan budaya di kota Ruteng akhir Oktober ini.

Tiransius Kamilus Otwin Wisang, koordinator acara festival ini mengatakan sketsa perempuan telajang, karya Gun Falls ini memang mengundang keberatan dari sejumlah orang tua yang datang ke pameran itu.

“Karena ada beberapa keluhan dari orang tua, kami minta persetujuan dari seniman untuk tidak terus memajangnya,”ujar Otwin kepada Floresa.co, Rabu 26 Oktober 2016.

“Tetapi kalau ditanya, mengapa kami tetap memajang (gambar) itu sebelumnya, itu karena kami berpikir dari sudut pandang kesenian….Sehingga kita tidak serta-merta menghentikan mereka (seniman) punya kreatifitas.”ujarnya.

Apalagi, kata Otwin, festival ini mengusung tema “Positif Menembus Batas”.

Berdasarkan tema yang diusung itu, panitia pun membebaskan para seniman untuk berkarya.

Karena itu, “Idealnya kami tidak membatasi kreatifitas para seniman,”ujarnya.

“Tapi karena pertimbangan adanya keberatan dari masyarakat, terpaksa kami hentikan penayangan gambar-gambar telajang itu,”ujarnya. (Pet/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini