Pemadaman Listrik di Reo, Hambat Aktivitas Ekonomi

Ruteng, Floresa.co – Pemadaman listrik di kecamatan Reo Kabupaten Manggarai-Flores, NTT menyebabkan aktivitas perekonomian masyarakat terganggu.

Dilaporkan begitu banyak pengusaha yang bergantung pada listrik kini tak bisa melakukan apa-apa, seperti usaha salon dan rental game playstation.

Tak hanya itu, banyak nelayan juga tidak melaut, sebab ketersediaan es untuk mengawetkan ikan sangat minim. Akibatnya para nelayan tidak bisa menangkap ikan dalam jumlah banyak.

Camat Reok, Kanis Tonga mengatakan pemadaman listrik di PLN Reo sangat mempengaruhi aktivitas warganya. Ada rantai ekonomi antara nelayan dan pengusaha es batu. Rantai ekonomi itu terputus lantaran listrik mati.

“Sudah 1 bulan pemadaman di kota Reo. Akibatnya aktivitas ekonomi lumpuh total” ujar Tonga kepada Floresa.co di kediamannya Sabtu, 8 Oktober 2016 siang.

Ia menambahkan pemadaman listrik mengakibatkan produksi es batu menjadi menurun bahkan es batu sulit didapatkan.

“Tidak optimal seperti sebelumnya. Itu berdampak pada nelayan yang melaut dengan skala besar” katanya.

Ia menjelaskan pemadaman terjadi bergantian. Dalam satu minggu pemadaman selama 6 hari, hanya satu hari saja PLN Reo beroperasi.

Banyak warga yang kecewa dengan pemadaman listrik ini. Bahkan ada warga yang meluapkan kekecewaannya dengan melempar kantor PLN Sub Ranting Reo.

“Ada warga yang lempar kantor PLN Reo. Tetapi tidak terjadi fatal” tambahnya.

Oleh karena itu, Camat Reo telah membuat pengumanan resmi pemadaman listrik. Agar masyarakat memahami kondisi PLN Sub Ranting Reo. Dengan begitu dapat mencegah gejolak antara pelanggan dan pihak PLN Sub Ranting Reo.

“Akibatnya harga ikan mahal. Salon tak bisa beraktivitas” ucapnya lagi.

Informasi yang dihimpun Floresa.co bahwa warga akan melakukan aksi besar di PLN Reo untuk memprotes pemadaman yang terjadi.

Terpisah, penanggng jawab PLN Sub Ranting Reo, Yohanes Jawa mengatakan pemadaman listrik yang terjadi disebabkan dua unit mesin rusak dan tak bisa beroperasi. Dua unit mesin itu masing masing memiliki kemampuan daya tegangan 300 kilo watt dan 250 kilo watt.

“PLN Sub Ranting Reo memiliki 6 unit mesin dengan kapasitas daya tegangan berbeda – beda. Yang terpakai hanya 4 unit mesin saja dengan daya sangat kecil. Antara lain 80 kw 2 unit,150 kw 1 unit dan 100 kw 1 unit” ujarnya kepada Floresa.co melalui sambungan telepon Selasa, 11 Oktober 2016.

Sementara itu, kebutuhan listrik untuk PLN Sub Ranting Reo lebih besar dari ketersediaan daya yang ada saat ini.

(BACA JUGA: Operator Ulumbu: Mesin Made In China Jadi Biang Pemadaman Bergilir di Manggarai)

“Kebutuhan beban puncak malam saja 670 kilo watt. Kalau beban puncak siang 360 kilo watt. Sedangkan sisa daya yang ada hanya 360 kilo watt saja.
Sehingga beban puncak malam terjadi defisit daya sekitar 310 kilo watt” jelasnya.

Sedangkan perbaikan dua unit mesin sendiri kata dia masih menunggu alat yang dikirim dari luar pulau Flores. Sebab, spare part dua unit mesin itu tidak ada di Flores.

Meski dirinya telah berupaya keras mendatangkan alat mesin yang rusak itu dari luar pulau Flores, namun pihaknya belum bisa pastikan kapan PLN Sub Ranting Reo kembali normal lagi.

Mesin PLTD sebagi sumber energi di PLN Sub Ranting Reo diketahui buatan negara Jerman dan telah beroperasi sejak lama serta selalu mengalami kerusakan. (Ronald Tarsan/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini