Berkah Pipa Bocor di Labuan Bajo, “Sumber Air Su Dakat”

Baca Juga

Labuan Bajo, Floresa.co – Pipa air yang bocor, boleh jadi bagi kebanyakan orang adalah sebuah musibah karena pasokan air ke rumah akan berkurang. Tetapi tidak demikian bagi sebagian warga kota Labuan Bajo, di ujung barat Pulau Flores, NTT.

Pipa bocor bagi beberapa warga justru menjadi berkah karena “sumber air menjadi su dekat”.

Pantauan Floresa.co pada Sabtu 3 September 2016, misalnya, warga Desa Batu Cermin di kota Labuan Bajo berbondong-bondong mendatangi pipa air yang bocor. Dengan menggunakan sink bekas,warga mencoba mengalirkan air dari dalam tanah ke ember sebelum kemudian diisi ke dalam jerigen. Air tersebut bersumber dari pipa air yang bocor.

Meski aliran air dari pipa bocor tidak begitu deras,warga rela secara bergantian mengisi jerigen mereka dengan air. Warga tampak antusias, meski kondisi di sekitar pipa bocor itu cukup jorok dan menebarkan bauh kurang sedap.

Warga lainnya,memanfaatkan air bocor tersebut untuk mencuci motor dan pakaian.
Sebab air kali di dekat pemukiman warga,saat musim kemarau sekarang ini sudah tidak mengalir.

Selain karena tidak ada aliran air di sungai,sejumlah warga kesulitan membeli air tanki dengan harga Rp 150.000 hingga 180.000 per tanki fiber. Maklum di tengah kekurangan air di kota Labuan Bajo, ada saja yang menjual air ke warga lainnya.

“Ini semacam berkat dari Tuhan. Dia tahu betul kebutuhan umatnya. Andai saja tidak ada pipa bocor,kami kewalahan mendapatkan air,”ujar Anis, salah satu warga yang menimba air di Pasar Batu Cermin, kepada Floresa.co.

Menurutnya,di areal rumah yang ia tinggal banyak pipa yang digali oleh pemerintah. Namun, ironisnya, tidak air yang mengalir di dalamnya.

”Kalau yang di bagian rumah elit pasti lancar. Sementara kita hanya dikasih pipa kosong,”ujar Anis.

Dengan sink bekas warga menampung air ke ember sebelum dimasukan ke jerigen (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa)
Dengan sink bekas warga menampung air ke ember sebelum dimasukan ke jerigen (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa)

Margaret, warga lainnya mengaku, selama ini kerap mengambil air di kali untuk memenuhi kebutuhan setiap hari termasuk mencuci pakaian.

”Di kali sudah tidak ada air. Mau beli air tanki sangat mahal,”ujarnya berkeluh.

Senada dengan Anis,Margaret juga mengakui banyak pipa di dekat rumahnya. Namun, sayangnya tidak mengeluarkan air.

”Coba Pa gali saja,pipa menumpuk dibawah tanah. Anehnya, setiap tahun kita selalu melarat mendapatkan air,”ujarnya.

Karena itu, tak heran dia berharap kepada petugas air yang tinggal di Batu Cermin agar tidak menutup pipa yang bocor.

“Kami ambil air dipipa bocor ini selama dua kali dalam seminggu. Tetapi kalu petugas menutup aliran air yang melintasi pipa yang bocor ini,kami tidak bisa mendapatkan air,”ujar Margaret.

Pemdangan serupa juga terjadi di sekitar ruasa jalan nasional Labuan Bajo-Ruteng. Pantauan pada Minggu 4 September 2016 warga sekitar ruas tersebut, tepatnya di samping rumah kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Solus Rafel- Depan SPBU Tuke Tai Kaba, sejumlah warga juga tampak mengantre menampung air dari pipa bocor.

“Hari Minggu ini, Tuhan berikan berkatnya untuk kami. Selama ini,kami kewalahan mendaptkan air,”ujar salah satu ibu rumah tangga yang tidak mau menyebutkan namanya.

Meski kondisi di sekitar pipa bocor jorok dan berbauh tak sedapat, warga tetap antusias menimba air (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa)
Meski kondisi di sekitar pipa bocor jorok dan berbauh tak sedapat, warga tetap antusias menimba air (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa)

Ia berharap, Pemkab Mabar membiarkan pipa bocor tersebut, tidak usah diperbaiki sehingga mereka tetap mendapatkan air.”Mau cari air di mana lagi,kalau mereka tutup pipa ini,”tandasnya.

Anggota DPRD Mabar,Hendrikus Hadirman menilai pemerintah lemah mengatasi masalah air di wilayah itu. “Coba gali saja tanah yang ada di sekitar warga kota Labuan bajo,banyak pipa proyek air minum bersih.Mengapa tidak ada air yang mengalir?”

Menurutnya, Pemkab Mabar tidak boleh membiarkan situasi ini berlarut. Dia meminta untuk segera berkoordinasi dengan semua elemen sehingga persoalan air bukan lagi masalah yang terus menjadi omelan masyarakat.

”Siapa saja yang mengurus air,harus duduk bersama. Koordinasi itu penting,agar tidak ada oknum yang menfaatkan masalah kesulitan air ini demi peluang usaha.”

“Jangan sampai masyarakat menjadi korban karena kesulitan air, mengingat daerah kita ini merupakan kota tujuan wisata. Sayang kalau mendapat cerita yang kurang sedap,”ujarnya. (Ferdinand Ambo/Floresa).

Terkini