Pekan Pameran Pembangunan di Ruteng, Ajang Promosi Karya-karya Kreatif

Baca Juga

Floresa.co – Pekan pameran kembali digelar di Ruteng, ibukota kabupaten Manggarai – Flores pada Senin, 22 Agustus 2016.

Kegiatan ini biasa diselenggarakan tiap tahun dalam memeriahkan kemerdekaan RI.

Sebagaimana yang terlihat pada Senin malam, berbagai stand penjualan produk-produk lokal dan makanan, stand promosi dari bank dan sekolah-sekolah dan stand dari instansi-instansi pemerintah sudah berdiri memenuhi Lapangan Motang Tua.

Sejak pukul 18.00 Wita, pengunjung mulai berdatangan dan memadati lokasi yang terletak di tengah kota itu.

Siswa-siswi SMA di Ruteng meramaikan acara pembukaan dengan berbagai penampilan tarian, orkestra, nyanyian dan beberapa acara lainnya.

Dalam acara pembukaan ini, beberapa pejabat pemerintah kabupaten Manggarai tampak hadir,  termasuk Bupai Manggarai, Kamelus Deno.

Bersama beberapa pejabat lain, ia duduk bersila dalam sebuah rumah panggung yang dibuat menyerupai rumah adat Manggarai.

Letaknya persis di depan tiang Bendera Merah Putih.

Stand Disperindagkop 

Salah satu stand yang menarik adalah milik Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop).

Di sana, dipajang berbagai jenis karya kreatif dari para pengrajin di Kabupaten Manggarai.

Ada patung, perhiasan, tas yang terbuat dari kain songke dengan berbagai motif, vas bunga, pisau, topi, meja dan berbagai kerajinan tangan yang lainnya.

Vas bunga, misalnya, sepintas kelihatan mewah dan mahal. Ternyata vas bunga tersebut terbuat dari sampah plastic, dipadu dengan potongan daun jagung yang kering.

Rentang harganya mulai dari 10 ribu, 50 ribu, hingga 100 ribu.

Sebuah meja kayu dengan pola kotak-kotak juga terlihat mengkilap. Meja tersebut rupanya dihasilkan dari sisa-sisa potongan kayu di bengkel kayu.

Ada juga tas-tas kain yang merupakan hasil karya dari anak-anak difabel di Ruteng.

Livens Turuk, Kepala Bidang Perindustrian mengatakan, barang-barang kerajinan tangan tersebut merupakan karya orang per orangan dan komunitas dalam skala industri rumah tangga.

“Kita biasanya berjalan keliling, mencari-cari informasi dan mengumpulkan karya-karya kerajinan seperti ini,” jelasnya

Sejauh ini, dari Dinas Perindagkop, tambahnya, sudah diupayakan membantu para pengrajin melalui berbagai kegiatan pelatihan dan bimbingan.

Meski demikian, ia menilai upaya itu tak cukup.

“Ke depannya, kita butuh show room untuk memajangkan karya-karya ini,” tambahnya.

Menurutnya, upaya tersebut adalah bagian dari promosi barang-barang kerajinan sekaligus memotivasi para pengrajin untuk terus berkarya.

Meskipun, katanya, ia sendiri tidak bisa memastikan kapan persisnya rencana itu terealisasi.

Sementara itu, tantangan mengembangkan karya kreatif masih tidak mudah.

Katanya, pemahaman berwirausaha masih minim sehingga membutuhkan waktu untuk proses pendampingan.

Selain itu, tambahnya, mengembangkan kerajinan di kalangan anak muda belum begitu diminati.

“Ini tantangan yang mesti butuh waktu. Dan, promosi itu penting untuk mendorong usaha-usaha ini menjadi semakin diminati,” tandasnya. (Afi/ARL/Floresa)

Terkini