Proyek Air Minum Senilai Rp 8,6 Miliar di Manggarai Timur Mulai Dikerjakan

Borong, Floresa.co – Proyek air minum bersih senilai Rp 8,6 miliar di Kabupaten Manggarai Timur – Flores, NTT mulai dikerjakan. Air bersumber dari Wae Teka Nampo di hutan Bangga Rangga akan dialirkan melaui pipa ke Borong dan sekitarnya.

Proses pengerjaan proyek ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan intake dan jaringan pipa transmisi air baku di kompelks Gereja Paroki Mbeling, Selasa 28 Juni 2016 pagi.

Kegiatan peletakan batu pertama diawali upacara adat yang dipimpin oleh Paskalis Ungkang dan Wilibrodus Sebar selaku tua gendang Mendang dan Mateus Lapur selaku tua gendang Ara. Kegiatan itu pun dilanjutkan ibadat sabda oleh Pater Franciscus Borgias Trihandoko SMM, Pastor Paroki Mbeling.

Pelatakan batu pertama ini dihadiri Wakil Bupati Andreas Agas; Djibrael Klaping, PPK Kegiatan Air Tanah dan Air Baku Wilayah II NTT; Kepala Bagian Humas Bonefasius Sai; Kepala BLUD SPAM, Adrian Salomon; Sekertaris Dinas PU, Yoseph Marto; dan sejumlah PNS dari lingkup Pemerintah Manggarai Timur. Hadir jugaTokoh adat dan Tokoh masyarakat desa Gurung Liwut.

Wakil Bupati Andreas Agas pada kesemapatan itu mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan sebagai bagian yang vital dalam proses hidrologi. Ia mengatakan salah satu upaya untuk mengurangi efek pemanasan global dan perubahan iklim adalah dengan memperbanyak pohon dan tanam-tanaman.

“Kita semua diharapkan mempertahankan keutuhan ekosistem hutan, dan melakukan penanaman pohon secara besar-besaran terutama hutan yang dijadikan sumber mata air,”ujar Agas.

Dia juga meminta kepada BLUD SPAM jika proyek Air Minum Bersih ini sudah selesai, maka merekrut tenaga dari desa Gurung Liwut dan warga di desa sekitar mata air untuk menjadi petugas.

“Tujuannya adalah agar bisa memonitoring di lokasi mata air. Koordinasi dan keterpaduan gerak baik dari Pemkab Matim dalam hal ini BLUD SPAM yang secara khusus menangani air minum bersama segenap lapisan masyarakat, untuk mencegah, menindak dan mengatasi berbagai tindakan yang dapat merusak jaringan pipa terutama hutan tempat pengambilan air” ujar Agas

Sekertaris Dinas Pekerjan Umum, Yoseph Marto mengatakan alokasi anggaran pembanguan sarana air minum tahap pertama sebesar Rp 8,6 miliar untuk pembangunan intake dan jaringan pipa transmisi air baku dengan kecepatan 20 liter/ detik.

Sumber dana proyek ini dari APBN. Sedangkan kontraktor pelaksana adalah PT Tirta Tunas Muda dan konsultan pengawas CV. Sabat Consult.

Proyek ini, kata dia, ditargetkan diselesaikan dalam waktu 240 hari dengan sasaran pendistribusian air minum untuk daerah potensi permukiman dan sarana dasar pantai selatan, bandar udara, pelabuhan Wae Wole dan TPST Mbolopi.

Ada pun panjang jaringan pipa yang akan dibangun sekitar 10 kilometer dari Wae Teka Nampo sampai ke bak penampung atau reservoir dengan kapasitas 350 meter kubik. Bak penampung dibangun di kompleks Gereja Paroki Mbeling.

Sebelum Pelaksanaan kegiatan pembangunan intake dan jaringan pipa transmisi air dilakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di aula paroki Mbeling, awal bulan Juni lalu. Hal ini dilakukan agar masyarakat secara bersama-sama menjaga agar pekerjan berjalan lancar, karena pipa yang dilalui nanti melintas di tanah warga.

“Pemerintah berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang merelakan tanahnya untuk dilalui pipa terutama pastor paroki Mbeling yang menyedikan lokasi untuk pembangunan bak penampung,”ujarnya. (Ronald Tarsan/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini