Petani Lembor: Budidaya Benih Lokal, Tinggalkan Benih Hibrida

Floresa.co – Dikira jagung, ternyata tumbuhan di halaman depan rumah Aven Turu (55) adalah sorgum. Dia menertawakan kami sebentar.

“Sorgum biasanya lebih pendek dari jagung,” terangnya saat kami berkunjung ke rumahnya awal bulan ini.

Dengan penuh semangat, ia lantas mengajak kami ke dalam rumah. Di salah satu ruangan, tumpukan karung tampak memadati sebagian ruangan itu.

“Ini sorgum campur beras,” ujarnya bangga sembari menunjukkan isi karung. Sorgum dan beras mudah dibedakan. Sorgum terlihat lebih bulat, mengkilap, dan kecil.  Beras tampak lonjong dan pipih.

“Ini akan menghemat pemakaian beras,” imbuhnya.

Aven adalah salah satu petani anggota Aliansi Petani Lembor (APEL).

Sebagaimana para petani dalam aliansi tersebut, sejak tahun 2012, ia  mulai membudidayakan pangan lokal. Menurutnya, pangan lokal banyak memberikan keuntungan.

Budidaya benih lokal juga dipraktikan di kebun milik Ketua APEL, Benediktus Pambur yang biasa dipanggil Rikar. Ia terpilih pada tahun 2012 dan menjabat sampai sekarang.

Pada satu bidang tanahnya, ditanami berbagai benih lokal seperti sorgum, ubi dan jagum putih.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Apakah Paus Fransiskus akan Kunjungi Indonesia dan Rayakan Misa di Flores?

Kendati mengakui bahwa ada rencana kunjungan paus ke Indonesia, otoritas Gereja Katolik menyebut sejumlah informasi yang kini menyebar luas tentang kunjungan itu tidak benar

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek