Mengapa “Surga” Laku di Pagal?

Baca Juga

Oleh: IRENIUS J. A. SAGUR

Akhir pekan lalu, kehadiran pembuat “mukjizat” di Pagal, Kecamatan Cibal sempat menyedot perhatian publik. Hal ini berawal dari tiga pendatang asal daerah Jawa yang melakukan pengobatan di Pasar Bea Leba. Ketiganya mengobati sejumlah pasien dengan beraneka macam penyakit. Banyak yang kemudian hadir di sentra ekonomi lokal tersebut.

Sejumlah warga mengaku bahwa yang mereka saksikan seakan mukjizat. Ada warga yang sembuh setelah diobati.

Belakangan kegiatan pengobatan ini memunculkan polemik. Ada yang angguk-angguk tanda percaya dan ada yang geleng-geleng tanda ragu-ragu. Ada yang mengaku, kehadiran pembuat mukjizat ini mendatangkan kesembuhan. Sebagiannya lagi mempertanyakannya. Mereka melihat ada sebuah ketidakwajaran.

Bagaimana tidak, sejumlah warga yang sakit dan sempat disembuhkan oleh para pembuat mukjizat, kambuh lagi. Ada yang mengaku awalnya senang karena pengobatannya gratis tetapi kemudian kecewa manakala pada hari-hari berikutnya dipungut biaya.

Lantas, masalah ini pun diakukan ke polisi. Polsek Cibal kemudian menghentikan praktek tersebut.

Surga

Terlepas dari polemik di ruang diskusi publik, kegiatan pengobatan di Pagal menawarkan sebuah surga a la pembuat mukjizat. Yang buta bisa melihat, yang tuli bisa mendengar, yang bisu bisa berbicara, yang lumpuh bisa berjalan, sebagaimana yang tertulis di selebaran.

Bukankah ini adalah tawaran surga yang sering kita simak dari mulut pemuka yang dengan lantang mewartakannya dari depan mimbar.

Terkini