Kembalikan Tanah Kami

Karya: THOMY B. HENOZ

Senja itu, saya bersama teman-teman menghabiskan waktu di pantai.  Berbaring di pasir sembari menikmati senja yang perlahan ditelan kelam.

Pantai ini adalah tempat favorit kami. Tempat saya, Beny, Ferind, Fand, dan Allend sering berbagi cerita, menceritakan kisah kami kepada laut.

Kisah keluarga, sekolah, kekasih, sampai kisah cinta yang rumit. Bagi kami, pantai ini adalah sahabat yang selalu setia mendengarkan kisah kami.

Kampung kami jauh dari pusat kota. Keadaannya yang asri membuat banyak pelancong berdatangan ke tempat ini.

Dan, kebanyakan mereka yang datang adalah orang asing.

Dari beberapa pengunjung yang sempat kami tanyai alasan mengapa mereka menyukai tempat ini, rata-rata memiliki jawaban sama yaitu, “This place is amazing, Awesome.” Kami berusaha mengerti dengan kemampuan berbahasa Inggris ala kadarnya saja.

Di kampung ini, kami mengenyam pendidikan seadanya. Bila dibandingkan dengan yang didapat mereka yang bersekolah di kota, kekontrasannya sangat jelas.

Namun, kami tidak pernah mengeluh. Kami mempelajari kearifan lokal yang telah diwariskan nenek moyang.

Dan, cukup dengan kearifan lokal saja orang di kampung kami sudah hidup dalam balutan kedamaian penuh rasa persaudaraan.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini