Kata Gasa, Selama Lima Tahun Mabar Terapkan Manajemen Tipu Tapu

Labuan Bajo, Floresa.co – Wakil bupati Manggarai Barat (Mabar) periode 2010-2015 Maximus Gasa mengatakan selama lima tahun terakhir daerah itu menerapkan manajemen lo’i la’it (tipu tapu) dan manajemen toso (tunjuk) dalam menjalankan roda pemerintahan.

Hal itu dikatakan Gasa saat berorasi sebagai calon bupati Manggarai Barat di pantai Pede, Labuan Bajo, Rabu (2/12/2015).

Dalam pilkada kali ini, Gasa berpasangan dengan Abdul Asis, seorang mantan anggota DPRD.

“Pemerintahan yang terahkir, menerapkan manajemen toso dan manajemen lo’i la’it,”ujar Gasa disambut tepuk tagan riuh dari ribuan massa yang hadir.

“Manajemen toso artinya orang yang tidak punya kemampuan dan skiil,tapi diberikan tanggung jawab. Hau kat eta kepala sekolah eta ge (kau saja kepala sekolahnya). Inilah yang buruk bangsa ini,” lanjut Gasa.

BACA Juga: Pius Lustrilanang Ajak Umat Islam Manggarai Barat Pilih Maxi-Asis

Gasa berjanji, jika dirinya bersama Abdul Asis terpilih, maka akan memperbaiki manajemen yang buruk itu.

“Bukti lain dari manajemen lo’i la’it selama lima tahun ini adalah,orang bangun jalan tidak memiliki komitmen asas manfaat. Eme manga uma daku le golo,nitu len salang panden. Ini yang tidak benar,”ujarnya.

Menurut Gasa, pemimin yang benar harus mampu mengevaluasi. Selama ini, kata dia tidak ada evualuasi atas berbagai kebijakan,apakah benar atau salah.

“Yang lalu itu apa? Bangun dermaga dimana-mana, orang yang bangun tidak memahami jam berapa air laut naik jam berapa air laut turun dan kayu yang digunakan juga tidak cocok digunakan. Ini semua menerapkan manajemen lo’i la’it dalam pemerintahan lima tahun,”ujarnya.

Manggarai Barat, kata dia membutuhkan pemimpin yan profesional dan akuntabel serta berani bertanggung jawab atas baik dan buruknya kebijakan.

“Baik dan buruk harus berani bertanggung jawab. Eme salah ga,toe daku hio diha hio,ini buruk,”ujarnya.

Selain profesional dan akuntabel, pemimpin Manggarai Barat ke depan, kata Gasa juga harus kuat dan berani mengambil keputusan.

“Jangan lunggu lepe ,tunggu orang lain menunggu keputusan. Kalau dalam istilah orang Manggarai, eta bokak nai ge,itu po emi keputusan. Mai koe di hau ta. Pemimpin seperti itu tidak dibutuhkan di Mabar ini,”ujarnya. (Ferdinand Ambo/PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini