Labuan Bajo, Floresa.co – Sekitar pukul 18. 30 Wita pada Selasa malam (1/12/2015), pelataran kantor bupati Manggarai Barat (Mabar)-Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) ramai dikerumuni 300-an ratusan pelajar.
Mereka berdiri membentuk lingkaran sambil menyalakan lilin. Di tengah-tengah, lilin dibakar menyerupai logo Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).
Tak lama berselang, bersama-sama mereka mengikrarkan sumpah. Salah satunya berbunyi, “Kami berjanji tidak berhubungan seks sebelum nikah”
Demikian kegiatan memperingati hari AIDS setiap 1 Desember yang diselenggarakan KPA Mabar. Digelar tiap tahun sejak 2011, acara seribu lilin tahun ini bertemakan “perilaku sehat”.
Willy Rahun, staf KPA Mabar dan panitia acara tersebut mengatakan, bahaya AIDS di Mabar sudah seharusnya mendapat perhatian serius. Tercatat, sejak 2005 sampai Oktober 2015, ada 56 kasus.
“Gejala ini sudah seharusnya terus-menerus diawasi” katanya.
Menurutnya, kasus AIDS di Mabar paling sering tertular melalui hubungan seksual. Dan langkah KPA dalam menanggulanginya masih sangat terbatas.
“Sejauh ini kita hanya menjalankan fungsi koordinasi antara dinas terkait agar membantu pasien teridap AIDS,” katanya.
Sementara itu, ussein Pancratius, Kadis Kesehatan Mabar mengatakan, jumlah demikian terhitung sedikit, bukan karena jumlahnya sedikit, melainkan karena belum teridentifikasi secara memadai.
“Sedikit bukan karena jumlahnya sedikit. Ada yang belum tercatat,” jelasnya.
Mengingat betapa berbahayanya penyakit itu, ia menganjurkan agar setiap orang perlu menjalani hidup sehat.
Melan juru (17 tahun), siswi kelas tiga SMK Ignatius Loyola, Labuan Bajo yang hadir dalam acara tersebut terlihat sangat antusias.
Menurutnya, mengetahui bahaya penyakit itu sedini mungkin adalah kesempatan baik.
“Penyakit itu berbahaya karena belum ada obat. Sangat baik untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan sejak sekarang,” katanya. (Gregorius Afioma/ARL/Floresa)
