Di Jogja, Mahasiswa Manggarai Gelar Bakti Sosial di Panti Panti Asuhan

Floresa.co – Hari Sabtu umumnya dimanfaatkan oleh kebanyakan mahasiswa untuk istirahat dari aktivitas kampus, lalu memilih acara-acara hiburan.

Namun, di Yogykarta (Jogja), pada Sabtu lalu (21/11/2015), sekelompok mahasiswa mengisinya dengan dengan bakti sosial di sebuah panti asuhan.

Para mahasiswa ini yang umumnya berasal dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan bergabung dalam Kelompok Studi Tentang Desa (KESA) bertandang ke Panti Asuhan Bina Putra, Klodran, Bantul.

Sabtu pagi, mereka berangkat beramai-ramai dengan menggunakan sepedea motor dari Jogja.

Di panti, KESA diterima secara langsung oleh pengelolah panti, Simon Kama.

Selain menyumbang baju untuk anak panti sebagai realisasi program mereka “Seribu Baju”, KESA juga membantu membersihkan kompleks asrama.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara sukur ulang tahun pertama KESA yang jatuh pada Senin, 16 November lalu.

Dewi Syukur, kordinator tim yang membersihkan asrama putri mengatakan, mereka merapikan ruang tidur anak-anak panti serta membersihkan kamar makan.

Sementara itu, Arief Laga yang memimpin tim di asrama putera mengatakan, mereka membersihkan kandang kambing, ruang rekreasi, kamar tidur putra, bingkai foto dan got kamar makan.

“Setelah kerja bakti kami disuguhkan anak panti buah mangga sehingga beban kerja, juga kecapaian tak terasa”.

Didominasi Anak dari Maumerea

Uniknya, di panti itu, penghuninya mayoritas dari Maumere, Kabupaten Sikka.

Reni, salah satu penghuni mengatakan, kehadiran mereka di tempat itu berkat kerja sama pihak panti dengan Keuskupan Maumere.

Di panti ini, mereka disekolahkan di SMK 1 Tama, Bantul dengan konsentrasi pada empat jurusan, yakni otomotif, brodcasting, pemasaran dan akuntansi.

Keberadaan anak-anak asal Flores ini bukannya tanpa masalah. Banyak dari mereka mengeluh karena orang tua tak sanggup membiayai  pendidikan ke jenjang SMA, sehingga mengharuskan mereka dikirim ke panti ini.

“Apakah anak-anak yang notabene orangtuanya kurang mampu ini diharuskan dibawa di Jawa?” demikian pertanyaan menggugat Chris Syukur, anggota KESA yang juga mahasiswa Ilmu Pemerintahan STPMD”APMD.”

Salut

Kunjungan KESA pada Sabtu mendapat respon baik dari pihak pnati.

“Semoga bukan hanya karena ulang tahun saja, KESA ke panti. Akan tetapi, KESA  terus hadir mengisi kerinduan adik-adik panti akan dunia Flores,” katanya.

Ia menjelaskan, dirinya bersama anak-anak panti, berharap KESA bisa memajukan desa-desa di NTT.

“Karena ketika ke NTT saya melihat desa-desanya, kemudian membandingkan desa di Jawa, sangat miris rasanya,” katanya.

Ia juga menyebut, kehadiran KESA menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa masih peduli dengan problema sosial.

KESA yang digagas oleh Evan Lahur, salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD secara khusus memberi perhatian pada kajian tentang desa. Selain menggelar diskusi bersama setiap pekan, dengan topik yang beragam, mereka juga menerbitkan buletin bulanan.

Pada liburan panjang Juli lalu, mereka menggelar kunjungan ke sekolah-sekolah, membagi pengalaman dalam bidang jurnalistik. Mereka juga mengunjungi sejumlah desa, untuk membantu memberi pemahaman tentang managemen desa, terutama pasca lahirnya UU Desa.

Para mahasiswa ini juga melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial, salah satunya dengan mengunjungi Panti Bina Putra. (Laporan Rino Goa/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini