Pemuda Katolik Mabar: Tolak Golput, Politik Uang dan Kampanye Hitam!

Labuan Bajo, Floresa.co – Ajakan untuk menolak golput, politik uang dan kampanye hitam menjadi bagian dari rekomendasi Pemuda Katolik Komisariat Cabang Manggarai Barat (Mabar) untuk Pilkada 9 Desember mendatang.

Rekomendasi itu merupakan hasil seminar pada Kamis (12/11/2015) di Aula Seminari St Yohanes Paulus II Labuan Bajo yang dihadiri oleh para pemilih pemula, utusan SMA dan SMK se-Labuan Bajo, tokoh masyarakat dan aktivis.

Pematerinya antara lain Wakapolres Mabar I Ketut Suwijana dan Anggota DPD RI Andre Garu. Pihak Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) maupun Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) yang ikut diundang tidak menghadiri seminar itu.

Dalam rekomendasinya, Pemuda Katolik juga mendesak perlunya peningkatan pengawasan dan pengamanan di daerah yang jauh dari jangkauan akses informasi dan komunikasi.

“Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran politik atau hukum masyarakat, penyelenggaraan Pilkada harus melakukan sosialisasi dan informasi yang berkaitan dengan Pilkada secara transparan,” demikian poin lain rekomendasi mereka yang dibacakan oleh Alfons Alfon, sekretaris Pemuda Katolik Mabar.

Mereka juga mendesak perlunya kerja sama dengan komponen masyarakat sipil, seperti tokoh agama, adat dan pemuda dalam mewujudkan Pilkada yang baik dan benar.

Selain menyatakan dukungan terhadap operasi Mantap Praja Komodo 2015 Polres Mabar untuk pengamanan Pilkada, mereka juga mendesak perlunya kerjasama aparat dengan elemin sipil, termasuk dengan pers.

Kepada seluruh masyarak, Pemuda Katolik mendorong untuk memilih pemimpin yang berintegritas, berkompetensi dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

Pertarungan Konsep

Dalam kesempatan seminar, Andre Garu mengingatkan agar Pemuda Katolik perlu mengambil peran dalam melahirkan pemimpin atau bupati, dengan cara yang demokratis.

Ia menegaskan, tantangan Pilkada serentak sangat banyak, yang bisa saja datang dari penyelenggara baik KPUD maupun Panwaslu juga dari birokrasi yang dimanfaatkan oleh calon tertentu.

“Saya berharap, di Pilkada Mabar ini, kandidat bertarung secara konsep, bukan saling membalas pantun kejelekan kandidat lain,” kata Andre.

“Diharapkan para pasangan calon untuk menyampaikan program, visi dan misi kepada masyaraka,” lanjutnya.

Pengamanan

Sementara itu Wakapolres Mabar, I Ketut Suwijana mengatakan, mereka sudah siap

mengamankan proses Pilkada.

“Intinya, Polri mengedepankan tindakan pengamanan dan bekerja sesuai dengan undang-undang,” katanya.

Ia menjelaskan, potensi tantangan yang mereka hadapi adalah pada saat verifikasi berkas calon, penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT), distribusi alat peraga, distribusi kertas suara, perhitungan suara di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan di KPUD.

Ia pun berharap, Pemuda Katolik sama-sama mengawal rangkain proses Pilkada, terutama pada saat perhitungan suara, karena rentan dengan konflik.

“Tolong perhatikan kertas suara nanti, antara yang hadir di TPS dan yang tidak hadir. Kalau ada wajib pilih yang tidak hadir di TPS, maka kertas suara harus diberi tanda silang,” katanya.

Ia juga meminta agar publik memanfaatkan telepon seluler untuk mefoto atau merekam jika menemukan pelanggaran.

Pilkada Mabar diikuti oleh lima pasangan calon. Jumlah DPT dilaporkan mencapai 156.450 yang akan dibagi di 493 TPS. (Sirilus Ladur/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini