Bara JP NTT: Jangan Pilih Calon Bupati Tersangka Korupsi

Floresa.co – Barisan Relawan Jokowi Presiden di Nusa Tenggara Timur (Bara JP NTT) mengajak seluruh masyarakat untuk tidak memilih calon bupati yang sudah menjadi tersangka korupsi.

Sekretaris DPD Bara JP NTT, Hildebertus Selly menyebut secara khusus Calon Bupati Sabu Raijua, Marten Dira Tome, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

BACA: Korupsi Dana Pendidikan, Bupati Sabu Raijua Jadi Tersangka

“Status tersangka yang disandang oleh Marten Dira Tome harus menjadi catatan. Sebab jika terpilih maka kemungkinan melakukan tindak pidana korupsi sangat besar. Untuk itu, kami meminta masyarakat harus selektif memilih calon kepala daerah,” katanya dalam keterangan tertulis kepada Floresa.co, Jumat (30/10/2015).

Ia menjelaskan, Dira Tome diduga terlibat dalam kasus korupsi dana Pendidikan Luar Sekolah (PLS) senilai Rp 77 Miliar Tahun Anggaran 2007, sewaktu ia masih menjabat sebagai Kepala Bidang PLS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.

Sampai detik ini, kata Hildebertus, status tersangka yang menimpa Dira Tome belum dicabut oleh KPK.

BACA: Siapa Setelah Bupati Sabu Raijua?

“Artinya bahwa kasus ini akan berlanjut sampai keputusan hukum yang final dan mengikat,” jelasnya.

Karena status itu belum dicabut, kata dia, Dira Tome pasti akan ditahan. “Karena KPK menetapkan seorang tersangka itu sudah berdasarkan bukti sesuai dengan rujukan UU KPK,” katanya.

Bertus berharap, seluruh masyarakat Sabu Raijua lebih selektif dan jangan salah memilih pada 9 Desember 2015.

BACA: 4 Kabupaten di NTT Dipimpin Bupati Berstatus Tersangka

“Pikir dan renungkan baik-baik sebelum memilih agar tidak dipimpin oleh koruptor,” tegasnya.

Kalau tidak, kata dia, pembangunan di Sabu Raijua akan mandeg dan amburadul seperti saat ini.

“Ada calon bupati dan wakil bupati yang bersih dan jujur, yang sudah siap membangun Sabu Raijua menuju perubahan di segala sektor,” lanjutnya.

Ia meminta agar rakyat memanfaatkan momen 9 Desember mendatang menjadi titik start menuju perubahan.

“Jangan biarkan momentum ini berlalu begitu saja,” tegasnya.

Ketika ditanya Floresa.co, apakah ajakan ini merupakan pesanan pihak tertentu, Hildebertus mengatakan, “ini merupakan pesan moral.”

“Kalau ada yang lebih baik, mengapa kita harus pilih yang jadi tersangka KPK?” katanya. (Ari D/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini