PAM Mabar Akui Jual Air ke Warga Labuan Bajo

Labuan Bajo, Floresa.co – Perusahaan Air Minum (PAM) Manggarai Barat (Mabar) mengakui menjual air ke warga di kota Labuan Bajo pada musim kemarau saat ini. PAM juga mengakui ada juga warga yang melakukan penjualan air dengan menyedot dari pipa milik PAM.

Alex Kelang, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PAM Mabar mengatakan untuk menjual air ke masyarkat di kota Labuan Bajo, PAM menggunakan dua mobil tanki.

Setiap hari dua mobil tersebut menghantarkan air ke warga sebanyak 5-7 kali. “Satu tangki kami jual dengan harga Rp130 000. Banyak sekali warga yang meminta untuk antar, kami tidak bisa melayani semua,karena airnya sangat sedikit,”ujarnya saat ditemui di kantornya di Labuan Bajo, Senin (28/9/2015).

BACA Juga: Penjual Air Bersih di Labuan Bajo Bayar Iuran ke PAM

Alex tak tahu persis omzet yang diperolah PAM Mabar dari penjualan air bersih tiap bulannya pada musim kemarau ini. “Saya tidak menghawal angkanya, intinya saya percayai penuh kepada bendahara di PAM untuk mengaturnya. Uang tersebut kami gunakan untuk operasional dan gaji karyawan,”jelasnya.

Menurutnya, penjualan air dilakukan karena ada permintaan masyarakat karena debit air pada musim kemarau makin turun. Akibatnya, air dari pipa induk sudah tidak bisa masuk ke bak penampung di Kaper.

“Untuk sementara kami melayani permintaan warga untuk membeli air melalui tanki untuk memanfaatkan air yang ada di tempat bak terminal di Kaper,”ujarnya.

BACA Juga: Dua Pekan Terakhir, Marak Penjualan Air di Sekitar Labuan Bajo

Alex juga mengakui keberadaanya mobil penjualan air bersih yang bukan milik PAM. Ia anggap itu sebagai kegiatan liar.

“Kalau berkaitan mobil penjualan liar, sekarang kami dari PAM tidak pernah mengeluarkan izin untuk menjual air. Hanya ada warga yang memanfaatkan meteran airnya, ditampung, lalu dijual kewarga,”ujarnya.

Ia mengaku PAM sedang mengumpulkan data dan informasi terkait aktifitas yang dianggap liar itu.

“Untuk sementara, data kami ada 16 orang pelanggan di lokasi Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, ada indikasi melakukan penjualan air karena setiap bulan pelanggan air bayar melalui rekening jumlahnya banyak Rp 300.000. Seharusnya dalam satu kepala keluarga 10 kubik kebutuhan airnya kalau di bayar dengan uang ke rekening PAM 20 ribuan saja bayarnya,”jelas Alex.

Ia mengungkapkan akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada titik-titik yang dicurigai melakukan penyedotan air PAM untuk dijual.

Namun, saat ini, kata dia, PAM masih melengkapi data dulu. “Harapan kami baik masyarakat dan pelanggan air,wartawan, dan polisi untuk sama-sama untuk mengatasi masalah ini. Informasikan ke kami dimana lokasi orang-orang yang menyedot dan menampung air,”ujarnya. (Sirilus Ladur/PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini