Marius Jelamu, Mantan Frater yang Kini Jadi Pjs Bupati Manggarai

Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinas Pariwisata dan Eknomi Kreatif NTT yang dilantik menjadi PJs Bupati Manggarai, Senin (14/9/2015)
Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinas Pariwisata dan Eknomi Kreatif NTT yang dilantik menjadi PJs Bupati Manggarai, Senin (14/9/2015)

Floresa.co – Hari ini, Senin (14/9/2015) Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya melantik Marius Ardu Jelamu menjadi Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Manggarai.

Marius, yang selama ini menjabat sebagai Kepala  Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT pun akan memulai tugas baru itu, hari ini.

Ia akan mengendalikan jalannya roda pemerintahan di Kabupaten Manggarai selama proses Pilkada berlangsung hingga bupati dan wakil bupati definitif dilantik tahun depan.

Siapa Marius? Berikut profilnya, berdasarkan hasil wawancara dengan Floresa.co, Sabtu (12/9/2015).

Marius adalah putera asli Manggarai. Ia lahir di Cancar, Kecamatan Ruteng 15 Agustus 1963.

Pada 1971-1976, ia menempuh pendidikan dasar di tempat kelahirannya di SDK Cancar I.

Setamat SD, kedua orangtuanya berharap ia bisa menjadi imam. Karena itu, mereka mengirim Marius ke Seminari Pius XII Kisol di Manggarai Timur.

Di lembaga pendidikan khsus calon imam ini, Marius berhasil menempuh pendidikan selama enam tahun (SMP dan SMA).

Setelah tamat dari Kisol, pada 1984, ia melanjutkan  pendidikan ke Seminari Tinggi Ritapiret, Kabupaten Sikka, yang merupakan lembaga pendidikan calon imam projo.

Di sana, layaknya para calon imam lain, Marius menempuh studi filsafat dan teologi.

Usai studi, pada tahun 1987-1988, ia diutus menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Komosos Keuskupan Ruteng.

Saat itu, ia menjadi operator Siaran Mimbar Agama Katolik Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Radio Pemerintah Daerah.

Tugas lainnya adalah mengajar di SMAK St Fransiskus Xaverius Ruteng.

Sebagai calon imam projo, seharusnya, masa TOP adalah dua tahun. Namun, saat itu, ia memutuskan berhenti melanjutkan cita-citanya menjadi imam.

“Saya setahun saja TOP-nya, lalu saya keluar. Tahun 1989, (saya) menyelesaikan pendikan S1,” cerita Marius.

Selama menjadi mahasiswa di Ledalero, Marius menekuni dunia tulis menulis.

Ia pernah menjuarai lomba penulisan karya ilmiah di tingkat nasional pada tahun 1986. “Waktu itu saya masih tingkat satu,” katanya.

Karena kemampuan dan bakatnya di dunia tulis menulis, selama di Ritapiret, Marius menjadi pengurus majalah Biduk, majalah ilmiah para frater Ritapiret.

Kala itu, ia juga mendirikan majalah Akademika. “Sampai sekarang masih hidup itu di Ledalero. Saya yang mendirikan, waktu saya menjadi Ketua Seksi Publikasi Senat Ledalero,” ujarnya.

Setelah memilih tak melanjutkan jalan panggilan sebagai calon imam, Marius tak langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Selama kurang lebih empat tahun (1990- 1994), ia menjadi pekerja swasta di perusahanan jasa travel PT National Travel Bureau (Natrabu).

Tahun 1990-1991, ia menjadi manajer untuk Eropa dan Amerika di perusahaan tersebut.

Lalu, tahun 1992, Marius menjadi manajer operasional PT Natrabu Cabang Kupang.

Tak lama di Kupang, tahun 1993-1994, ia pindah menjadi manager operasional perusahan itu di Cabang Denpasar dan Cabang Yogyakarta.

Setelah kurang lebih empat tahun menjadi pekerja swasta, Marius banting stir menjadi PNS.

“Tahun 1995 saya menjadi PNS sebagai staf perencana di Kantor Pembangunan Desa Provinsi NTT,” ujar ayah dari enam anak ini.

Karena kecerdasannya, baru dua tahun menjadi PNS, Marius dikirim studi S2 Sosilogi di Universitas Indonesia pada 1997-1999.

“Lalu, kemudian saya kembali ke Kupang, ke kantor Pembangunan Masyarakat Desa,” ujarnya.

Tahun 2002, lanjutnya, ia diangkat menjadi Widyaiswara (pengajar) di Badan Diklat Provinsi NTT.

Selama tahun 2000-2001, ia juga nyambi menjadi dosen luar biasa di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang.

Di sana , ia mengampu Mata Kuliah Psikologi Sosial.

Tahun 2003-2007, Marius melanjutkan pendidikan S3 di Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan konsentrasi ke studi bidang penyuluhan pembangunan.

Setamat dari IPB, Marius tetap menjadi Widyaiswara di Badan Diklat. Kemudian, sejak 2009 hingga 2013, ia diangkat menjadi Kepala Bidang Ekonomi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTT.

Selanjutnya, tahun 2014, ia menjadi Kepala Biro Ekonomi di Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi NTT.

Pada April 2015, Marius menjadi pegawai eselon II-A pertama di Provinsi NTT yang lulus ujian kompetensi untuk menduduki jabatan Kepala Dinas.

“Saya yang pertama menjadi Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang lulus melalui uji kompetensi sesuai Undang-Undang ASN (Aparat Sipil Negara),” ujar ketua ikatan alumni IPB di NTT ini.

Selama menjadi PNS, Marius tetap aktif menulis. Tahun 1996, ia menjuarai lomba penulisan Tujuh Program Strategis Pemda NTT. Ia juga aktif menulis di berbagai media lokal di NTT.

Ia juga memiliki sejumlah pengalama inernasional selama menjadi PNS. Pada September 2009, ia mendampingi Gubernur NTT ke Spanyol dalam rangka kerja sama dengan LSM internasional yang menyelenggarakan kegiatan di NTT.

Kemudian, ia mengikuti studi banding Pariwisata di Kuching, Malysia dan Singapura.

Tahun 2013, Marius juga mengikuti pelatihan manajemen bencana di Jepang dan menjadi the best student dalam pelatihan internasional.

Kini, Marius kemabali ke kampung halamannya di Manggarai.

Meski tidak akan lama bertugas, kita berharap Pak Marius bisa mendedikasikan kemampuannya untuk kemajuan tana kuni agu kalo, Manggarai.

Selamat bertugas Pak Marius. (Petrus D/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini