Hery Nabit Beberkan Masalah Terkait Pasar Ruteng

Heri Nabit
Hery Nabit

Ruteng, Floresa.co – Herybertus Geradus Laju Nabit, bakal calon bupati Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur menemukan sejumlah masalah di Pasar Inpres Ruteng saat melakukan blusukan pada hari ini, Sabtu (22/8/2015).

Masalah-masalah itu, kata dia, selain dari hasil pengamatannya sendiri, juga berdasarkan keluhan para pedagang.

Hery yang berpasangan dengan Adolfus Gabur mengatakan, secara umum pasar yang beralamat di Pitak, Kelurahan Pitak, Kecamatan Langke Rembong tersebut tampak sudah mulai tertata. Namun tampak pula di sejumlah bagian, masih kotor dan kurang sehat.

Para pedagang, jelasnya juga mengeluh soal elokan yang sering mampet, kurang lancarnya penyediaan air bersih dan sampah yang berserakan.

Ia juga mendapati masalah terkait tata kelola pasar. Para pedagang, jelas Hery, mengeluh terkait pemerintah yang belum tegas mengatur pengelompokan dagangan sesuai jenisnya, sehingga tampak masih campur aduk.  Ada pula yang mengeluh tidak adanya pemeriksaan mutu daging babi yang dipotong.

Hal lain, misalnya, masih adanya kepemilikan los pasar yang tidak adil.

“Meski harus dicek lagi, beberapa pedagang mengeluh adanya monopoli los pasar oleh orang-orang tertentu yang kemudian menyewakan kembali dengan harga sewa lebih tinggi,” kata Hery.

Ia menambahkan, para pedagang juga mengaku merasa terbebani karena terikat dengan pinjaman rentenir yang berbaju koperasi harian.

“Mereka minta diarahkan untuk membangun koperasi atau UBSP karena masih belum mengerti tentang pengelolahannya,’’ ujar Hery.

Tak hanya itu, para pedagang juga mengeluh tentang harga barang-barang yang tinggi, terutama yang dipasok dari luar Manggarai.

“Juga bisa ditelusuri masih banyak suplai bahan pokok dari luar daerah, baik karena kita tidak mampu memeproduksi atau karena mutu (bahan pokok kita) yang kurang bagus,” katanya.

Ia mengatakan, di Pasar Inpres Ruteng beberapa barang jualan di pasar seperti kentang, ayam, dan telur puyuh dipasok dari Bima.

Sementara buncis, kacang panjang, daun ubi kayu, dan sayur-sayuran masih banyak dibawa dari Manggarai Barat dan Manggarai Timur, serta Kabupaten Ngada, sebab kualitasnya lebih baik.

“Ketidakmandirian ini akan menjadi catatan penting bagi Hery-Adolf untuk membangun Manggarai pada masa mendatang,” kata Hery. (Ardy Abba/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini