Dula Dukung Pembangunan Hotel di Pantai Pede, Aktivis: Ini Mengerikan!

Kris Bheda Somerpes
Kris Bheda Somerpes

Floresa.co – Pernyataan Bupati Manggarai Barat (Mabar) Agustinus Ch Dula bahwa dirinya mendukung pembangunan hotel di Pantai Pede dikritik oleh aktivis yang selama ini menolak privatisasi pantai itu.

Sebelumnya Dula mengatakan kepada Floresa.co, tidak keberatan dengan kebijakan Gubernur NTT Frans Lebu Raya yang menerbitkan MoU dengan PT Sarana Investama Manggabar (PT SIM), perusahan milik Setya Novanto terkait pembangunan hotel di Pantai Pede.

Namun, menurut dia, sebaiknya jangan membangun hotel berbintang.

“Untuk bangun hotel yang besar berbintang begitu, kurang setujulah. Sebaiknya kita omong jangan sebesar itulah (hotel bintang), karena kalau sudah seperti itu nanti kesannya bukan milik rakyat lagi. Ruang itu bukan ruang publik lagi, tapi itu sudah diprivatisasi,” tandas Dula.

“Tapi kalau hanya bangun hotel lantai satu, mengapa tidak? Keberadaan hotel ini untuk menjaga lingkungan itu supaya bersih,” tambahnya.

Merespon pernyataan itu, Kris Bheda Somerpes dari Komunitas Bolo Lobo – sebuah kelompok orang muda di Labuan Bajo yang sangat gencar menolak privatisasi Pantai Pede  – mengatakan, “sepertinya ada yang tidak dipahami Dulla terkait privatisasi”.

“Bukankah dengan mengizinkan pembangunan hotel, sekalipun satu lantai ia sebenarnya sudah sedang mensahkan privatisasi,” kata Kris.

Selain itu, kata dia, dalam pernyataannya, Dulla mengamini bahwa Pantai Pede adalah milik Pemprov NTT.

“Kesan saya, Dulla benar-benar tidak peduli lagi dengan perjuangan warganya sendiri. Ini mengerikan dalam kapasitas dan posisinya sebagai bupati,” tegas Kris, yang juga aktivis di Sunspirit for Justice and Peace.

Pernyataan Dula pada pekan lalu tampak sebagai penegasan terhadap apa yang ia sampaikan usai rapat paripurna DPRD Mabar, 9 Desember 2014, ia mengatakan menyetujui permintaan Lebu Raya untuk membangun hotel di Pantai Pede.

Bahkan ia mengklaim, pembangunan hotel adalah penting bagi masyarakat Mabar.

“Tidak mungkin juga Labuan Bajo begitu terus saja. Saya punya mau juga supaya di Pantai Pede itu harus ada monumen apalah begitu. Bangunan apa yang sangat berarti yang membuat Labuan Bajo kaya sebagai akomodasi terhadap kepentingan pariwisata,” kata Dula.

Lalu, pada 16 Desember 2014, saat berdialog dengan perwakilan sejumlah komunitas orang muda di Labuan Bajo, ia mengatakan, tidak bisa melawan keputusan Lebu Raya.

“Omong tentang Pantai Pede, kalau diminta saya ikut berjuang melawan gubernur, saya minta maaf. Saya bupati. Kalau saya pensiunan bupati, mungkin,” ujarnya.

“Saya tidak mau mengatakan saya berjuang untuk Pantai Pede. Karena saya merasa apa ya, merasa sangat respek dengan gubernur”, demikian Dula. (Ari D/ARL/Floresa)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini