‘Salib Palu Arit’, Hadiah Presiden Bolivia untuk Paus Fransiskus

evo moralesFloresa.co – Presiden Bolivia Evo Morales memberikan cinderamata berupa Salib Palu Arit kepada Paus Fransiskus, Selasa (7/7/2015). Cinderamata ini menyebabkan kehebohan sebab palu arit merupakan simbol komunis.

Seperti dilansir CNN Indonesia, para saksi mengatakan berbagai macam versi terkait respon Paus ketika ia menerima hadiah dari Morales, yang langsung ia berikan kepada ajudannya.

Ketika Paus menerima hadiah tersebut, ada yang menyebutkan bahwa Paus mengatakan “ini tidak baik”, sementara Juru Bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengatakan bahwa Paus sepertinya mengucapkan “Saya tidak tahu” (asal-usul dari pemberian ini).

Menteri Komunikasi Bolivia Marianela Paco mengatakan bahwa simbol komunis di hadiah yang diberikan Morales kepada Paus bukanlah isyarat politik, tetapi untuk menghormati advokasi Paus atas nama orang miskin.

“Itu benar-benar dibuat dari kasih sayang, sebuah karya yang dirancang oleh Luis Espinal,”katanya.

Kantor berita The Catholic mengatakan pada Kamis (9/72015) bahwa pahatan di hadiah itu adalah sebuah reproduksi karya dari Luis Espinal Camps, seorang jurnalis dan aktivis HAM, yang kemudian dibunuh pada 1980 oleh paramiliter di era kediktatoran Bolivia di bawah Luis Garcia Meza.

Pada kunjungannya, Paus Fransiskus berhenti untuk berdoa di sebuah tempat di mana tubuh Espinal ditemukan.

Paus kemudian melanjutkan perjalanannya ke kota Santa Cruz, lalu bersama-sama Morales berpidato di Pertemuan Dunia Gerakan Populer,  sebuah organisasi pemerhati orang-orang miskin dan kaum marjinal.

“Apakah kita sadar bahwa ada sesuatu yang salah di dunia ini ketika banyak petani tidak memiliki lahan, banyak keluarga tidak memiliki rumah, banyak buruh tanpa hak, banyak orang yang martabatnya tidak dihormati?,” ujar Paus. Selain membahas masalah kemiskinan, marjinalisasi sosial, Paus juga membicarakan soal perusakan lingkungan di Santa Cruz.

“Apakah kita sadar bahwa sistem yang ada sekarang ini telah memaksakan mentalitas akan keuntungan dengan cara apapun, tanpa memedulikan tentang pengucilan sosial dan kerusakan alam?,” tambah Paus.

Sementara itu, Evo Morales bergerak ke arah politik sekuler sejak menjabat pada 2006. Ketika itu, ia langsung memerintahkan untuk mengeluarkan alkitab dan salib dari istana presiden, yang dianggap sebagai simbol dari penindasan kolonial Spanyol.

Kemudian, pada 2009, konstitusi Bolivia diubah untuk mendefinisikan bahwa Bolivia adalah negara sekuler, bukan negara Katolik.

Meski demikian, Morales telah mengunjungi Paus Fransiskus dua kali di Roma, dan memujinya karena telah mendukung banyak masyarakat miskin dan kelompok yang termarjinalkan.

Sebelumnya, Paus tiba di Ekuador pada Minggu (5/72015) untuk memulai tur sembilan harinya di Amerika Latin, sebelum melakukan perjalanan ke Bolivia dan kemudian Paraguay. Kunjungan Paus Fransiskus ke Amerika Latin ini adalah yang kedua kalinya sejak ia menjadi Paus. Sebelumnya, ia pernah mengunjungi Brasil pada 2013. (Armand Suparman/ARS/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini