Ada Tamu yang Ancam Gregorius Nanet pada Malam Jumat Agung

Ruteng, Floresa.co – Penyebab kematian Gregorius Nanet, seorang pensiunan pegawai pertanahan di Ruteng, Manggarai, masih belum terkuak.

Gregorius ditemukan tak bernyawa di kebun miliknya pada Senin 29 Juni lalu. Pada Minggu malam, sekitar pukul 19.30 WITA, ia pamit dari rumahnya. Namun, tak pulang-pulang hingga akhirnya ditemukan meninggal.

Agustinus Ramauti, juru bicara keluarga, kepada sejumlah wartawan di Ruteng, Jumat (3/7/2015) mendesak pihak kepolisian untuk mengusut penyebab kematian pria berusia 62 tahun itu.

Keluarga meminta polisi agar segera memeriksa saksi-saksi yang pernah bertemu sesaat sebelum kematian Gregorius.

“Periksa orang-orang yang bertemu dengan almarum (Gregorius) sebelum kematian, termasuk orang yang datang ke rumah korban pada malam malam Jumat Agung,” tegas Agustinus.

Selain itu, ia juga meminta agar segera melakukan pemeriksaan terhadap isi pesan singkat dalam handphone korban yang hingga saat ini masih di pihak Polres sebagai barang bukti. Sebab, dalam pesan singkat ini ada indikasi pengancaman oleh oknum tertentu kepada korban.

Agustinus mengungkapkan sebelum Gregorius ditemukan tak bernyawa dikebun kopi miliknya yang berada di sebelah timur SMK Sadar Wisata Ruteng, Kampung Maumere, Kelurahan Watu, pada Senin 29 Juni lalu, keluarga mendapat ancaman dari oknum tertentu.

Oknum tersebut, kata dia, pernah datang ke rumah Gregorius pada malam Jumat Agung tanggal 3 April lalu.

Saat pertama kali datang mengancam, oknum tersebut hanya bertemu dengan istri korban, sebab Gregorius saat itu masih berada di Golo Welu, ibu kota Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat.

“Kalau bapak mau selamat, jangan terlambat ketemu saya hari ini,” ujar Agustinus menirukan ucapan oknum tersebut kepada istri almarhum.

Agustinus menambahkan, istri Gregorius saat itu merasa tidak aman dengan adanya ancaman tersebut. Karena itu, saa itu, keluarga langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polres Manggarai.

Setelah Gregorius tiba dari Golo Welu, demikian cerita Agustinus, oknum tersebut datang lagi kerumahnya. Beruntung saat itu, pihak kepolisian juga ada di rumah Gregorius.

Agustinus mengaku kesal sebab kinerja aparat kepolisian dinilai sangat lamban. Sebab hingga Gregorius meninggal, perkembangan laporan pada April lalu tersebut masih sebatas pada pengambil keterangan pelapor.

Siap Diotopsi

Saat ditanya terkait respon keluarga untuk menggali lagi kuburan Gregorius untuk kebutuhan petunjuk hukum selanjutnya, Agustinus mengaku sangat siap.

Namun ia mengatakan, hingga kini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap air liur dan air lambung Gregorius. Berdasarkan pengakuan polisi, kata dia, sampel tersebut sudah dikirim laboratarium forensik di Bali.

Ia menegaskan, jika hasil pemeriksaan sampel tersebut ternyata tidak terbukti, maka keluarga akan siap melakukan otopsi terhadap jazad Gregorius.

Dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Manggarai AKP Yuda Wiranegara mengatakan kepolisian akan memeriksa para saksi.

“Kami akan periksa yang pertama kali melihat jasad korban dan pada malam itu (Minggu malam) korban pamit pergi dengan siapa,”ujar Yuda.

Yuda menambagkan pihak kepolisian juga menunggu hasil pemeriksaan cairan lambung korban di Denpasar. (Ardy Abba/Floresa).

spot_img

Artikel Terkini