Pemkab Matim Siap Bantu Siswi SMP Idap Tumor di Kelamin

Ruteng, Floresa.co – Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Pemkab Matim), Flores, Nusa Tenggara Timur, bersedia membantu pembiayaan operasi Marselina Kurniawati (15), seorang siswi SMP Santu Paulus Benteng-Jawa, Kecamatan Lamba Leda yang saat ini sedang mengidap tumor di kelamin.

Selama ini keluarga pasien yang berasal dari Kampung Golo Labang, Kecamatan Poco Ranaka itu berusaha meminta bantuan Pemkab Matim dalam pembiayaan operasi tumor yang dideritanya sejak Januari lalu itu.

Sebelumnya, pihak keluarga sudah mengantarnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng. Pihak RSUD Ruteng kemudian merujuk untuk operasi di Rumah Sakit Sanglah Denpasar-Bali.

“Pada prinsipnya kami siap bantu sesuai kondisi keuangan dan aturan yang berlaku,” ujar Yosef Tote, Bupati Matim kepada sejumlah awak media usai mengikuti acara hari ulang tahun Bayangkara Polri di Ruteng, Rabu (1/7/2015).

Dalam kesempatan tersebut Tote menghimbau agar pihak keluarga segera menghubungi Sekda Matim. Mateus Ola Beda, dan bagian Kesra kabupaten itu.

“Memang keuangannya tidak banyak, tapi kami siap bantu,” ungkapnya.

Gadis yang biasa disapa Wati ini didiagnoasa menderita tumor di kelamin pada Januari lalu. Saat itu, pihak keluarga mendatangi dokter di Puskesmas Bea Muring, Poco Ranaka yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Usai mendapat diagnosa tumor saat itu, dokter di Puskesmas Bea Muring pun merujuk pasien asal Golo Labang, Desa Watu Lanur, Kecamatan Poco Ranaka itu ke RSUD Ruteng, Manggarai guna mendapatkan penanganan intesif.

Namun, karena tak ada biaya keluarga pun terpaksa mengambil pilihan untuk berobat secara tradisional di kampung.

“Karena dia terus merasa sakit, kami sempat bawa dia di RSUD Ruteng bulan tiga (Maret),” ujar Servasius Nurdin salah seorang keluarga Wati kepada Floresa.co di RSUD Ruteng, Kamis (25/6/2015).

Namun, Servas mengaku, saat itu dokter merujuk Wati untuk operasi di Denpasar-Bali.

Kedua orang tuanya Damianus Jermarut (48) dan Teresia Linas (49) tak memiliki biaya untuk merawat Wati di Bali, sementara penyakit yang dideritanya kian hari kian ganas.

Teresia Linas ibunda Wati mengaku, saat muncul penyakit ini di bulan Januari lalu alat kalamin Wati mengalami gatal-gatal hingga tumbuh benjolan menyerupai telur.

“Waktu itu sempat hilang hampir satu minggu karena minum obat kampung, namun setelah itu alat kelaminnya membekak menjadi besar,” tutur Tere.

Apalagi suaminya yang juga ayah Wati, aku Tere, sudah tidak bisa melihat karena mengalami kebutaan pada mata. Ia mengalami kebutaan itu sejak dua tahun lalu. (Ardy Abba/PTF/Floresa)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini