Studi Banding ke Yogyakarta, Apa yang Dilakukan DPRD Mabar?

Floresa.co – Semua anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) yang berjumlah 30 orang melakukan studi banding ke Yogyakarta pada pekan ini.

Ketua DPRD Mabar Mateus Hamsi mengatakan pada hari pertama yaitu Senin (1/6/2015) kemarin, mereka bertemu dengan jajaran pemerintah kota Yogyakarta.

“Kita kemarin di pemerintahan kota ya. Untuk diskusi tentang pengelolahan pemerintahan. PDAM juga, bidang pariwisata,”ujar Mateus kepada Floresa.co, Selasa (2/5/2015).

Mateus mengatakan banyak aspek yang dibahas bersama pemerintah kota Yogyakarta dalam pertemaun yang berlangsung dari jam 10 pagi sampai jam empat sore itu.

Namun, bidang yang paling mendalam dibahas adalah soal pengelolaan pariwisata di Yogayakarta. “Ada beberapa bidang kemarin itu,”ujarnya.

Rencanya Rabu besok, kata Mateus para anggota dewan ini akan mendatangi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Masing-masing komisi kata dia akan mendatangi SKPD terkait.

“Hari ini (Selasa) berkunjung ke tempat pariwisata mereka,”ujar ketua DPC Partai Golkar Manggarai Barat ini.

Studi banding ini, kata Mateus akan berlangsung hingga Jumat 5 Juni.

Dihubungi terpisah ketua Komisi C DPRD Mabar, Martin Warus mengatakan pertemuan dengan jajaran pemerintah kota Yogyakarta pada Senin 1 Juni kemarin memberikan sejumlah inspirasi kepada para anggota dewan.

“Pertemuan kemarin lumayan banyak inspirasi ya, hanya tinggal bagaimana pemerintah daerah (Mabar) mengimplementasinya. Ini kan tergantung komitmen kuat pemerintah,”ujarnya.

Terkait pariwisata, yang menjadi salah satu bidang kerja Komisi C, Martin mengatakan memang karakteristik pariwisata di Yogyakarta berbeda dengan di Manggarai Barat.

Pariwisata di Yogyakarta fokus pada pariwisata budaya, tetapi di Manggarai Barat leibh kepada keindahan alam. “Tapi secara prinsip service kan tetap sama. Di sini bagus, misalnya contoh yang praktis, keamanan. Bagaimana pariwisata itu dengan petugas bagian keamanan, satpol PP, itu berkoordinasi bagus, sehingga kota itu aman,”ujarnya.

Hal lain yang menarik kata Martin adalah hotel-hotel di Yogyakarta wajib menyediakan pangan lokal.

Pemerintah kota Yogyakarta kata dia juga sedang mengembangkan kampung wisata. “Kampung wisata itu adalah suatu tempat tertentu dimana dia fokus pada suatu produk unit dari kampung itu untuk mendukung wisata, misalnya ada kampung yang hanya menghasilkan kerajinan untuk kebutuhan cindera mata, ada sauatu kampung yang hanya melakukan pagelaran seni secara teratur sehingag turis bisa diundang ke sana,”ujarnaya.

Di bidang keamanan, pemerintah kota Yogyakarta kata dia juga membentuk laboratorium tata tertib umum. Di sini, semua aspek terkait ketertiban umum dibedah bersama masyarakat. “Masyarkaat selalu dilibatkan,”ujarnya.

Petrus D/Floresa

spot_img

Artikel Terkini