Flori Sangsun: Hadapi Pilkada, Gereja Tak Bisa Netral

Floresa.co – Florianus Sp Sangsun, salah satu bakal calon bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan, menyikapi Pilkada Gereja Katolik tidak sekedar mengambil sikap netral, sebuah pernyataan yang bertentangan dengan apa yang selalu ditekankan oleh Uskup Ruteng Mgr Hubertus Leteng Pr.

Menurut Florianus, desakan untuk netral sebagaimana beberapa kali disampaikan Uskup Leteng memang baik, tetapi itu tidak cukup dan hanya tepat bila diarahkan untuk internal hierarki Gereja.

Melampaui pilihan sikap netral itu, Gereja, kata Flori, diharapkan untuk membuat kriteria calon bupati dan wakil bupati yang layak didukung dalam Pilkada 9 Desember mendatang.

“Kriteria itu menjadi pedoman bagi para calon sekaligus umat yang memiliki hak suara,” katanya kepada Floresa.co, Selasa (19/5/2015).

Ia menjelaskan, sebagai orang Katolik, ia berharap Gereja sebagai institusi yang punya pengaruh besar di Flores dan Manggarai, harus tampil dengan menyampaikan kepada publik kriteria-kriteria figur yang didukung Gereja.

“Kriteria-kriteria tersebut pada intinya mengusahakan kepentingan umum atau bonum commune. Tetapi perlu dikonkretkan dengan sejumlah isu penting di Manggarai, misalnya tidak mendukung tambang dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme,” tegasnya.

Dengan begitu, menurut alumnus Seminari Pius XII Kisol ini, Gereja seyogiyanya tidak berada dalam posisi netral.

Gereja, kata dia, dengan pengaruh yang dimilikinya bisa menilai mana calon yang memperjuangkan nilai-nilai bonum commune itu.

“Jadi, Gereja itu mendukung calon-calon yang memperjuangkan kepentingan umum. Misalnya, anti tambang sehingga tidak perlu nanti Gereja berjuang lagi supaya pemerintah itu moratorium tambang karena sejak awal Gereja sudah menyeruhkan bahwa calon yang dipilih haruslah orang yang bebas dari kepentingan tambang, misalnya,” ujarnya.

Kriteria-kriteria tersebut, menurutnya punya konsekuensi serius bagi para kandidat. Artinya, bila ingin didukung Gereja  maka harus bisa memenuhi kriteria- kriteria yang ada.

“Menurut saya, dalam konteks ini, Gereja tidak bisa netral. Gereja harus mengambil posisi mendukung calon-calon yang bisa memperjuangkan nilai-nilai kebaikan bersama,” ujarnya.

Dua kabupaten di wilayah Keuskupan Ruteng memang sedang mempersipakan Pilkada, yakni Manggarai dan Manggarai Barat.

Uskup Ruteng mengatakan pada April lalu, Gereja hendaknya tetap memelihara dan memperlihatkan sikap netralitas.

“Para imam dan segenap biarawan-biarawati, baik yang berada di komunitas-komunitas religius maupun yang bekerja di paroki-paroki dan di lembaga-lembaga Gereja tidak boleh ikut terlibat secara langsung atau tidak langsung, aktif atau pasif dalam menggolkan calon-calon atau paket-paket tertentu,” ujar Uskup Hubert dalam acara pembukaan Sinode III Sesi V yang berlangsung di Aula Efata Ruteng, Senin (13/4/2015).

Baca: Uskup Ruteng: Gereja Netral dalam Pilkada

Di depan ribuan umat dan para imam yang datang dari berbagai paroki, Uskup menambahkan, kaum klerus, biarawan-biarawati tidak boleh ada pewartaan atau kampanye terang-terangan atau terselubung lewat arahan-arahan dan sentilan-sentilan joke, stiker, media online, seperti internet serta handphone  saat khotbah kepada umat.

“Sudah ada SMS gelap dan terang masuk ke kami yang mengingatkan agar Gereja, khususnya para imam dan biarawan-biarawati tidak boleh ikut dalam menciptakan konflik-konflik sosial,” tegas Uskup Hubert.

Selain itu, terangnya, kaum klerus dan biarawan-biarawati hendaknya tidak boleh menciptakan permusuhan dan perpecahan dalam masyarakat karena isu-isu keterlibatan secara aktif dan pasif dalam Pilkada 2015 ini.

Pada awal Mei lalu, ia juga mengingatkan hal yang sama. Ia menegaskan, hirarki tidak memihak calon manapun yang saat ini sedang mempersiapakan diri untuk bertarung dalam Pilkada.

Baca: Uskup Ruteng Kembali Tegaskan Hirarki Tak Memihak Kandidat Tertentu dalam Pilkada

“Saya sudah mengeluarkan himbauan baik secara lisan maupun secara tertulis ke seluruh paroki di dua kabupaten yaitu Kabupaten Manggarai Manggarai Barat. Untuk itu baik pastor,bruder,suster jangan terlibat dalam proses pilkada mendatang, berikan kepercayaan kepada umat untuk menentukan pemimpin daerah ini,” ujarnya kepada sejumlah wartawan di Labuan Bajo, Selasa (12/5/2015). (Petrus D/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini