Malaysia Deportasi Belasan Balita Indonesia, Satu dari Flores

Floresa.co – Pemerintah Malaysia mendeportasi 18 anak usia di bawah lima tahun (balita) dari 127 warga negara Indonesia melalui Nunukan, Kalimantan Utara. Anak-anak ini dideportasi karena mengikuti orangtuanya karena tidak memiliki dokumen keimigrasian bekerja Negeri Sabah, Malasyia.

Sebagaimana dilansir Okezone (16/5/2015), satu di antara belasan balita ini berasal dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut Polina Thomas, ibu balita ini, anaknya yang bernama Mario (5) turut dideportasi karena tertangkap bersama dirinya saat berjualan sayur di Pasar Keningau, Kota Kinabalu.

Saat itu, cerita Polina, tiba-tiba ada operasi gabungan aparat kepolisian dan imigrasi negara tersebut terhadap pendatang asing yang tidak memiliki dokumen keimigrasian (paspor).

Dia digelandang ke penampungan Keningau, selanjutnya di Pusat Tahanan Sementara (PTS) Kemanis Papar dengan kurungan selama 14 hari.

Polina Thomas ini menerangkan, Mario yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara tersebut ikut bersama dirinya setelah bercerai dengan suaminya. Ia mengharapkan dapat kembali ke Malaysia untuk bekerja namun akan berupaya mengurus paspor terlebih dulu agar tidak ditangkap lagi aparat kepolisian negara itu.

Polina Thomas mengaku bekerja di Negeri Sabah sejak 2000 tetapi selama ini sering pulang ke kampung halamannya menemui dua anaknya yang bersekolah di Flores. (Armand Suparman/ARS/Floresa)

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Bicara Tuntutan Nakes Non-ASN, Bupati Manggarai Singgung Soal Elektabilitas, Klaim Tidak Akan Teken Perpanjangan Kontrak

Herybertus G.L. Nabit bilang “saya lagi mau menaikkan elektabilitas dengan ‘ribut-ribut.’”

Apakah Paus Fransiskus akan Kunjungi Indonesia dan Rayakan Misa di Flores?

Kendati mengakui bahwa ada rencana kunjungan paus ke Indonesia, otoritas Gereja Katolik menyebut sejumlah informasi yang kini menyebar luas tentang kunjungan itu tidak benar

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek