Maju Pilkada, Gasa Sebut Ada Diskriminasi Pembangunan Di Mabar

Ruteng,Floresa.co – Maximus Gasa, salah satu bakal calon bupati Manggarai Barat (Mabar) menyebutkan ada diskriminasi kebijakan pembangunan infrastruktur dalam lima tahun terakhir di daerah tersebut.

“Selama ini, antar wilayah 10 kecamatan di Mabar sudah diperlakukan berbeda oleh pemerintah,” ujar Gasa kepada sejumlah awak media di Ruteng, Kamis (14/5/2015).

Perlakuan yang berbeda inilah yang mendorong Gasa, yang saat ini sedang menjabat sebagai wakil bupati Mabar, maju menjadi salah satu calon bupati daerah itu periode 2015-2020 dan berpisah dengan Agustinus Ch Dulla, bupati Mabar.

Kata dia, terdapat 4 kecamatan di Mabar yang diperlakukan secara diskriminatif dalam bidang infrastruktur selama 5 tahun terakhir oleh kepemimpinan paket Gusti (Agustinus Ch Dulla dan Maximus Gasa).

Keempat kecamatan tersebut, di antaranya, kecamatan Boleng, Masang Pacar, Ndoso, dan Kuwus. Semua daerah ini berada di wilayah utara kabupaten Mabar.

Sementara enam kecamatan lainnya, masing-masing, Lembor, Lembor Selatan, Mbeliling, Sano Nggoang, Komodo, dan Boleng sudah mendapat sentuhan lebih selama kepemimpinan paket Gusty.

Saat ditanya di mana perannya sebagai wakil bupati Mabar selama ini dalam rangka mengatasi kesenjangan tersebut, bakal calon bupati asal Pora-Tentang-Kecamatan Ndoso itu mengaku, hal itu menjadi tantangannya selama ini.

Dikatakannya, selama ini antara keinginan dan harapan masyarakat, khususnya di empat kecamatan tersebut belum direalisasikan oleh pemerintah kabupaten Mabar.

“Ternyata, menjadi orang kedua di republik ini cukup sulit karena saya bukan pengambil kebijakan dan keputusan. Meskipun saya memiliki ide dan gagasan, tetapi selama ini tidak tepat orang untuk komunikasi tidak akan dihiraukan dan diterima,” ujar bakal calon bupati yang berpasangan dengan Haji Abdul Asis tersebut.

Gasa menambahkan, kesenjangan terjadi karena kuatnya pertarungan kepentingan. Apalagi, kata dia, jika pemimpin itu bertele-tele dalam mengambil keputusan tanpa ada keberanian.

“Keburukan hari ini saya tidak pungkiri, tetapi tidak ada kemampuan dan keberanian untuk merubah,” tegasnya.

Karena itu, ia menegaskan, paket Maksi-Asis (Maksi Gasa dan Abdul Asis) berkomitmen akan merubah seluruh kesenjangan tersebut dengan prinsip pemerataan kebijakan di sepuluh kecamatan di Mabar jika dipercayakan masyarakat di daerah ujung barat pulau Flores itu.

Hingga kini paket yang bertagline ‘Pastikan yang pasti untuk Mabar yang baru dan bermartabat’ ini sudah sangat percaya diri hampir 75 persen didukung oleh partai politik.

Meskipun partai politik belum menentukan pilihannya, namun ia mengaku sejauh ini sudah ada titik terang dalam mendapatkan kendaraan politik.

Misalnya, kata dia, yang masih dalam proses yaitu partai Gerindra, PKS, PBB, dan PPP.

“Masalah partai, kami sekarang tidak terlalu pusing. Saya menyadari saya bukanlah orang partai, bukan juga ketua partai maka saya selama ini tidak cepat mengklaim,” katanya. (Ardy Abba/TIN/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini