Labuan Bajo, Floresa.co – Meski setiap 1 Mei ditetapkan sebagai hari libur nasional sebagai peryaan hari buruh (May Day), tetapi di kota Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores sejumlah buruh masih diperintahkan masuk kerja oleh majikannya.
Hal ini misalnya dialami oleh Sabinus Pangkur, karyawan sebuah tokoh di kota Labuan Bajo. “Kami kami tetap bekerja seperti biasanya dengan alasan bahwa tidak ada perintah atau instruksi dari atasan untuk libur atau melakukan kegiatan yang bernuansa pro terhadap kaum buruh,”ujarnya kepada Floresa.co, Jumat (1/5/2015).
Ia mengatakan di kota Labuan Bajo pemerintah hanya menginstruksikan libur untuk para pekerja di kantor pemerintah. Sedangkan buruh di tokoh dan karyawan perusahaan lainnya masih bekerja.
“Penetapan hari libur nasional di hari May Day sebenarnya pemerintah daerah memberikan instruksi kepada prusahan-perusahan lokal seperti pertokohan, hotel dan restoran untuk meliburkan kariawannya dari bekerja bukan meliburkan orang yang bukan buruh seperti pegawai kantor,”tandasnya.
Karena tidak diliburkan oleh perusahaannya, ia mengatakan buruh tokoh di Labua Bajo tidak sempat lagi merayakan May Day seperti di kota-kota lainnya.
Felisitas Jiman, karyawan lainnya berharap agar gema May Day di daerah mestinya diwujudkan dengan penerapan upah sesuai standar upah minimum yang ditetapkan provinsi (UMP). Tahun ini UMP di NTT sebesar Rp 1.250.000. Namun, masih banyak pekerja di NTT yang digaji di bawah standar UMP itu.
Jiman berharap agar Peraturan Daerah mengenai UMP ini dijalankan termasuk oleh instansi pemerintah sendiri yang banyak memberikan upah yang rendah bagi pekerja di sektor pemerintahan di NTT.
Pantauan Floresa.co di Labuan Bajo hari ini kantor-kantor pemerintah tidak dibuka. Sementara di sisi lain, semua pertokoan,hotel dan restoran di buka. Para buruh di perusahaan-perusahaan tersebut masih terlihat aktif bekerja seperti biasnaya. (Sefrin Jemandu/PTD/Floresa)
