DPRD Matim Ditantang Tindak Lanjut Temuan Kejanggalan Proyek

Floresa.co – DPRD Manggarai Timur (Matim) – Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dituntut tidak sekedar menyebut terjadi kejanggalan dalam pengerjaan sejumlah proyek di kabupaten itu.

Mereka didesak mengambil langkah lebih maju, dengan menuntut pertanggungjawaban pemerintah dan semua pihak yang terlibat dalam proyek-proyek janggal itu.

Desakan itu disampaikan sejumlah pihak, lewat media sosial Facebook. Memang sudah menjadi rahasia umum, bahwa banyak anggota DPRD yang justeru menjadi mafia proyek, yang bakal membuat mereka bakal jadi macan ompong dalam menangani proyek-proyek bermasalah.

Cypri Jehan Padju Dale, akademisi asal Manggarai Raya dalam bukunya, “Kuasa, Pembangunan dan Pemiskinan Sistemik” (2013) pernah merilis data di mana di Manggarai Barat, misalnya, “disinyalir hanya 5-7 dari 30 angota DPRD yang tidak bermain proyek, lewat perusahan konstruksi yang disembunyikan atas nama kerabat atau kroni bisnis mereka.  Bahkan ada oknum anggota yang memegang lebih dari lima proyek dalam tahun anggaran 2012”.

Menurut Cypri, “pola yang sama ada di Manggarai dan Manggarai Timur.”

Beberapa waktu lalu, DPRD Matim lewat Panitia Khusus (Pansus) Laporan Kerja Pertanggung Jawaban (LKPJ) Penggunaan Anggaran Pemerintah Daerah mengaku menemukan sejumlah kejanggalan pengerjaan proyek, setelah mereka turun ke lapangan.

Seperti yang diberitakan Floresa.co, Selasa, (21/4/2015), Yeremias Dupa, anggota Pansus mengatakan, proyek terutama di daerah terpencil, seperti di Kecamatan Elar pengerjaanya dinilai asal-asalan.

Pasalnya, di wilayah itu tidak ada penduduk yang tinggal di sekitar lokasi proyek, maka tidak ada yang mengawasi. Selain itu, di daerah isolir, lanjut Dupa, tampak tidak dikerjakan dengan sepenuh hati karena tidak dimonitor oleh dinas terkait.

Berita terkait pernyataan Dupa yang dibagikan di Grup Facebook, “Suara Rakyat Manggarai Timur”, oleh seorang Facebooker dengan pemilik akun Bota Acx mendapat sejumlah komentar menarik, dimana Dupa dan kawan-kawan dituntut tidak sekedar berkoar-koar.

Pemilik akun John Amiwijaya misalnya menantang DPRD untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

Setelah ditemukan lalu???” tanya John.

Facebooker lainnya, Thomas Toa menegaskan, “Banyak proyek di MATIM yg tdk beres…. DPRD tunjukan fingsi kontrolmu,, jangan tidur,,,,”

Sejumlah Facebooker lain yang mempertanyakan langkah anggota dewan. Juga diuangkapkan tudingan keterlibatan DPRD dalam sejumlah proyek.

Alviano Mimor menegaskan, benar ada oknum DPRD yang memiliki proyek, sehingga, usaha  membentuk Pansus untuk meninjau proyek pemerintah merupakan tameng menutup kebobrokan.

Alviano menulis, “Lingkaran setan. Siapa teriak siapa???”

Lalu, dilanjutkan komentar Laura Sc De Almi, “Masa….jeruk makan jeruh. Sudah menjadi rahasia umum, ada jg oknum dewan yg punya jatah.

Gimana proyeknya Pa DPR, bagus apa tidak?? tulis Sesarius V.Landin.

Lalu, Thomas Toe balik bertanya, “Ceritanya DPR juga main proyek?? Ya, tidak bisa diharapkan lagi,,,,. Maling teriak maing…. IMPOSIBLE”, tulis Thomas.

Ada juga Estty Boat yang dengan nada canda mempertanyakan DPRD yang terlihat baru sadar akan fungsi mereka sebagai pengontrol pemerintah. “DPR baru sadar ya,,,,,wkwkwkwwkw”

Ada lagi yang melihat pembentukan Tim Pansus tersebut sebagai usaha sejumlah anggota dewan yang gagal mendapat jatah proyek.

“DPRD yang tidak dapat jatah proyek memang seperti itu” tulis Herey Macho. Abdul Gani merespon Herey, “benar sekali komentar tman2, asal jangan asal bunyi to”.

Lalu, ditutup komentar Mbetok Kenzzo. Ia mengharapkan agar berbagai kejanggalan yang ditemukan harus ditindaklanjuti dan diproses.

“Kami semua mengharapkan tindak lanjut dr temuan tersebut, karna pernemuan tentang kejanggalan tersebut tanpa ada tindak lanjut, percuma” tulisnya. (Ario Jempau/ARJ/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini