Mengais Rezeki dari Jembatan Ambruk

 

Warga mencari rezeki dari ambruknya  jembatan kali Wae Musur (Foto: Satria/Floresa)
Warga mencari rezeki dari ambruknya jembatan kali Wae Musur (Foto: Satria/Floresa)

Borong, Floresa.co –Selalu ada berkah tersembunyi dibalik musibah. Kata orang bule blessing in disguise. Jembatan ambruk memang menyusahkan. Namun sekaligus mendatangkan rezeki bagi sebagian orang.

Itulah yang dilakukan Febri dan Lasa. Dua pemuda asal Desa Bea Ngencung, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Mangarai Timur ini mencoba mengais rezeki dari ambrukanya jembatan kali Wae Musur.

Jembatan tersebut dibangun tahun 2012 oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Flores, untuk menghubungkan Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong dan Desa Bea Ngencung. Namun, karena konstruksinya tidak kuat, jembatan tersebut kini ambruk.

Masyarkat yang hendak melintas pun kesulitan. Apalagi arus air cukup deras terutama pada musim hujan seperti saat ini.

Febri dan Lasa bersama sejumlah teman mereka memanfaatkan kondisi ini untuk mendulang uang. Mereka membantu menggotong motor warga yang hendak melintas dari wilayah Borong menuju Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai atau sebaliknya.

Mereka bekerja mulai Pukul 08.30 Wita sampai pukul 17.00 WITA. Sepotong kayu gamal dan lemantoro dijadikan alat untuk memikul motor yang hendak menyebrangi kali ini.

Saat ditemui Floresa.co Rabu 15 April 2015, Febri menceritakan mematok tarif sewa angkut motor yang melintas berbeda-beda. Tergantung ukuran motor. Untuk tarif angkut motor bebek seperti Supra fit, Revo dan Jupiter dikenakan sebesar Rp 10.000 per motor. Sedangkan motor jenis Vixion, Tiger dan Megapro dikenakan tarif Rp 20.000 per motor.

Para pengendara motor memang membutuhka jasa mereka untuk menyeberang kali Wae Musur yang lebar sungainya 30 Meter. Febri dan Lasa bersama lima teman lainnya dapat mengangkut kurang lebih 20 -30 motor setiap harinya.

“Sejak dari pagi sampai sekarang baru 11 motor yang diangkut. Hari ini (Rabu) kami sangat beruntung baru pukul 11.00 WITA sudah 11 motor yang kami pikul,” ujar Febri.

Menurut Febri setiap harinya jumlah uang yang dikumpulkan dari hasil kerja kerasnya sebesar Rp 200.000 -Rp 300.000. Uang tersebut dibagi rata. Tiap orang hampir mendapat Rp 50.000 setiap harinya.

Meski mendatangkan rezeki bagian sebagian orang, tentu mayoritas masyarakat mengharapkan agar jembatan yang rusak segera diperbaiki. (PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini