Jual Kayu Api, Cara Warga di Bitu, Lamba Leda Mencari Nafkah

Warga Kampung Bitu, Valentina Eldis bersama suaminya Mariono Miter (Foto: Satria/Floresa)
Warga Kampung Bitu, Valentina Eldis bersama suaminya Mariono Miter (Foto: Satria/Floresa)

Borong, Floresa.co  – Warga Kampung Bitu, Desa Golo Wontong, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim)-Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengantungkan hidup dengan mencari kayu api di Lingko Cempak untuk dijual ke Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai.

Valentina Eldis, ibu muda asal Kampung Bitu saat ditemui Floresa.co, Rabu (8/4/2015) menuturkan, menjual kayu api satu-satunya pekerjaan bagi mereka untuk menghasilkan uang.

“Cuma dengan jual kayu api, warga Bitu bisa memenuhi kebutuhan hidup,”ujar Eldis.

Pekerjaan menjual kayu dilakoni Eldis bersama suaminya Mariono Miter sejak empat tahun yang lalu. Untuk menuju Lingko Cambak, Eldis bersama suaminya dan warga Bitu lainnya harus berjalan kaki dengan jarak tempuh 5 km.

Setiap hari Senin sampai Sabtu, warga Bitu menginap di Lingko Campak untuk menunggu pemborong kayu api dari Ruteng. Sementara pada Sabtu sore mereka kembali ke kampung Bitu. “Inilah yang dilakukan kami setia pekan” ujar Eldis.
Warga lain, Agustinus Dirjen menuturkan setiap hari kayu yang terjual sebanyak 35 ikat sampai 50 ikat dengan harga perikat Rp 1.000,-.

“Rata-rata tiap orang mendapat Rp 35.000, sampai Rp 50.000,- tiap hari. Hasil dari jual kayu ini untuk membeli beras dan biaya uang sekolah untuk anak-anak kami,” katanya.

“Karena jarak jauh dari kampung, terpaksa kami harus menginap disini. Dengan tidur ditenda yang dibuat seadanya,” lanjut Agus. (ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini