AMAK NTT Bekali Diri dengan Sekolah Anti Korupsi

10349983_628025717330159_6926626641508830944_nJakarta, Floresa.co – Angkatan Muda Anti Korupsi Nusa Tenggara Timur (AMAK NTT), sebuah organisasi pemuda dan mahasiswa yang fokus dalam gerakan melawan korupsi membekali diri terkait pemahamanan tentang masalah korupsi dengan menggelar Sekolah Anti Korupsi.

Kegiatan ini yang digelar bermitra dengan Indonesian Corruption Watch (ICW) akan berlangsung setiap hari Minggu hingga akhir Maret ini.

Pesertanya antara lain mahasiswa asal NTT dari berbagai kampus di Jakarta dan pemuda-pemuda dari beberapa organisasi.

Rangkaian kegiatan pada hari pertama, Minggu (15/3/2015) kemarin berlangsung di kantor Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formmapi) di Matraman, Jakarta Timur.

Willy Anje, Ketua AMAK NTT menuturkan, kegiatan ini bertujuan membekali pemuda NTT, baik mahasiswa maupun pemuda yang aktif di berbagai organisasi untuk memahami seluk-beluk korupsi, terutama yang terjadi di NTT.

“Korupsi di NTT sudah menggurita, maka sudah saatnya pemuda NTT paham arti korupsi,” katanya..

“Maka, AMAK hadir sebagai wadah bagi pemuda asal NTT sehingga memahami bahaya korupsi”, lanjut Willy.

Aradilla, aktivis ICW yang menjadi pemateri mengapresiasi apa yang digagas AMAK.

“Kegiatan ini menumbuhkan harapan baru dalam perjuangan melawan korupsi,” tuturnya.

Kesan bahwa mahasiswa dan pemuda apatis dalam persoalan korupsi, lanjut Aradila, telah dipatahkan oleh AMAK.

Selain AMAK, sebelumnya ICW juga pernah membimbing beberapa organisasi pemuda dan mahasiswa, antara lain di Tangerang, Provinsi Banten dan di beberapa kampus di Yogyakarta.

“Kita selalu optimis bahwa masih ada yang peduli terhadap persoalan korupsi. Itu ditunjukan dalam berbagai kegiatan mulai dari diskusi, maupun terjun langsung di lapangan” ujarnya.

Kristian Saputra, peserta yang hadir dalam kegitan itu berharap agar selain menggelar sekolah anti korupsi, juga digalakkan proses kaderisasi.

“Harapannya, hasil dari ruang diskusi harus berani untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari”, ungkapnya.

Senada dengan Kristian. Aradila juga mengharapkan agar persoalan korupsi tidak sebatas dengan diskusi, tetapi harus ditindaklanjuti.

“Kegiatan kaderisasinya pun jangan terputus, harus terus berinovasi, konsisten dan harus loyal,” tutupnya. (ARJ/Floresa).

spot_img

Artikel Terkini