Guru di Matim Pertanyakan Peran Organisasi PGRI

Ilustrasi
Ilustrasi

Floresa.co – Sejumlah guru di Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) mempertanyakan peran organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di kabupaten itu, meski setiap bulan mereka gaji mereka dipotong untuk organisasi tersebut.

Selama ini, kata mereka, tidak ada satu kegiatan atau bantuan sosial untuk guru yang dilakukan oleh PGRI.

Setiap kali menerima gaji, demikian menurut para guru, gaji mereka dipotong oleh bendahara UPTD PPO kecamatan untuk beberapa item, termasuk Rp 6.000 untuk PGRI.

“Selama ini kami merasa ada yang aneh dengan gaji kami. Masa setiap guru dipotong sebesar Rp. 6.000,00 untuk PGRI, tetapi tidak ada kegiatan dan bantuan saat kami sakit atau mengalami kedukaan” kata seorang guru yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui Floresa.co, Minggu (15/03/2015) di salah satu sekolah di Poco Ranaka Timur.

Mereka mengaku, sama sekali tidak pernah mengenal apa kinerja PGRI.

“Bahkan kami juga tidak tahu siapa ketua PGRI Kabupaten Matim serta jajaran pengurusnya,” lanjutnya lagi.

Guru tersebut, menunjukan lembaran bukti potongan gaji tersebut kepada Floresa.co.

Lembaran yang ditandatangani oleh bendahara UPTD PPO Kecamatan Pocoranaka Timur itu memang tercantum kolom potongan untuk PGRI.

Menurut pengakuan guru-guru tersebut, potongan ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Disinyalir, aksi yang sama juga terjadi di kecamatan lain di Matim.

“Bisa dibayangkan berapa jumlah potongan per tahun dari ribuan guru yang ada di Kabupaten ini” kata guru-guru tersebut.

Selain itu, mereka juga meminta bantuan berbagai pihak untuk melaporkan kasus ini termasuk awak media kepada pihak berwajib.

Mereka takut jika laporan yang mereka buat justeru menjadi batu sandungan jika di kemudian hari mereka mengurus administrasi pencairan gaji. (IWK/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini