Ini Makna Dibalik Penggunaan Istilah “Mesra” Untuk Paket Marsel Sudirman dan Frans Bustan

 

Marsel Sudirman (tengah, baju putih), bakal calon bupati Manggarai bersama DPC PDIP Manggarai (Foto; Ardy Abba/Floresa)
Marsel Sudirman (tengah, baju putih), bakal calon bupati Manggarai bersama DPC PDIP Manggarai (Foto; Ardy Abba/Floresa)

Ruteng, Floresa.co – Marsel Sudirman akhirnya menemukan bakal calon pendampingnya untuk berlaga dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Manggarai, Flores, tahun ini.

Marsel yang berlatar belakang militer memilih Frans Bustan, seorang akademisi Universitas Nusa Cendana, Kupang. Bustan berasal dari Cibal.

Untuk mudah diingat para pemilih, pasangan ini memilih menyingkatkan sebutan nama keduanya dalam akronim “mesra”. Ini adalah kependekan dari Marsel Sudirman dan Frans Bustan.

Agustinus Ampur, Ketua Tim Sukses Pasangan ini mengatakan selain merupakan kependakan dari nama keduanya, “mesra” juga merupakan kristalisasi dari visi dan misi pasangan ini.

“Mesra ini akronim dari kristalan visi misi,”ujar Agustinus kepada Floresa.co, Sabtu (14/5/2015.

Agustinus menjelaskan “mesra” yang pertama adalah “medengarkan suara rakyat”. Kemudian, kedua, setelah mendengarkan suara rakyat “membangun bersama rakyat”.

Visi yang ketiga adalah “menghilanagkan suku, ras, dan agama”. “Kita mau menciptakan keharmonisan hubungan kerja”ujarnya.

Selanjutnya yang keempat, “memprioritaskan anggaran belanja pembangunan”. Artinya, kata Agustinus belanja pembangunan harus lebih besar dari anggaran belanja rutin dalam APBD.

Dan arti mesra yang kelima  kata Agustinus “kita mencoba membangun semangat kerja bersama rakyat, etos kerja”.

“Jadi, mesra itu akronomi dari enam hal pertama tentang nama paket, kemudian lima mesra berikutnya adalah gambaran umum tentang visi dan misi paket ini,”ujarnya.

Hari ini, paket ini melakukan sosialisasi di kampung Namut, Desa Cumbi, Kecamatan Ruteng. Agustinus mengatakan pihaknya mengundang masyarkat dari 19 desa sekitar untuk menghadiri acara sosialisasi itu.

Pasangan ini sama-sama memiliki latar belakang bukan orang partai. Tentang hal ini, Agustinus mengatakan sejak awal mereka memang mau maju melalui jalur perseorangan karena dimungkinkan UU. “Tetapi tetap intens berkomunikasi dengan partai-partai,”ujanrya. (PTD/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini