Serang Gereja di NTT, Novanto Dinilai Gagal Jadi Legislator

Setya Novanto
Setya Novanto

Floresa.co – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menilai Ketua DPR RI Setya Novanto menjadi DPR hanya untuk menjual NTT. Pasalnya, legislator dari dapil NTT II ini tidak mengetahui kondisi riil di NTT sehingga seenaknya mendukung tambang dan menghujat Gereja dan aktivis tolak tambang di NTT.

“Novanto sudah gagal menjadi DPR mewakili NTT karena tidak mengetahui kebutuhan riil di dapilnya. Dia menjadi DPR hanya untuk menjual NTT dengan pertambangan yang justru merusak kehidupan sosial dan ekologis di NTT,” ujar Presidium Gerakan Kemasyarakatan Pengurus Pusat PMKRI Angelo Wake Kako di Jakarta, Minggu (1/3/2015).

Menurutnya, Novanto hanya menjadikan NTT sebagai basis politiknya. Namun Novanto tidak mengetahui secara pasti potensi alam yang mesti dikembangkan sesuai dengan kondisi topografi, serta budaya masyarakat NTT.

“Kondisi riil NTT adalah pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, bukan pertambangan.  Ini suatu bentuk kegagalan Novanto yang sudah mewakili NTT sebagai anggota DPR selama tiga periode,” tandasnya.

Dia juga mempertanyakan motif Novanto menyerang Gereja dan aktivis tolak tambang. Bahkan, katanya, Novanto patut diduga bagian dari cukong kegiatan pertambangan yang ada di NTT.

“Novanto juga harus sadar, bahwa sebelum negara ini didirikan, Gereja sudah memberikan kontribusi yang besar terhadap masyarakat NTT, dalam bidang pendidikan, infrastruktur, dan ekonomi,” kecamnya.

Lebih lanjut, Angelo menuturkan, pertambangan di NTT pada umumnya adalah bentuk perampasan tanah rakyat oleh elit lokal yang bekerja sama dengan investor. Masyarakat lingkar tambang, katanya tidak pernah dilibatkan dalam keseluruhan proses pertambangan.

“Rakyat selalu dikagetkan ketika sudah ada alat-alat pertambangan yang masuk ke lokasi sekitar pertambangan. Di sinilah bentuk pengabaian terhadap prinsip the prior inform consent, di mana hak masyarakat setempat untuk mengetahui adanya pembangunan di wilayahnya dan tanpa paksaan memutuskan menerima atau menolak pembangunan tersebut,” terang pemuda asal Ende, Flores, NTT ini.

Pertambangan di NTT, tegasnya juga sejauh ini tidak memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan PAD di seluruh wilayah di NTT. Pertambangan, katanya malah menimbulkan berbagai persoalan turunan di antaranya konflik horisontal dan gangguan keselamatan masyarakat lingkar tambang.

“Novanto harus pahami ini. Jangan hanya jadikan NTT sebagai komoditas politik dan ekonomi. Tetapi sungguh-sungguh menjadi wakil rakyat yang mengetahui kondisi riil masyarakat NTT,” harapnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Setya Novanto mengatakan bahwa penolakan investor oleh sejumlah LSM dan tokoh Gereja mengganggu investor yang hendak berinvestasi di NTT. Novanto menuding salah satu kegagalan NTT adalah menolak kehadiran investor di bidang pertambangan yang dilakukan oleh LSM dan Gereja.

Pernyataan ini dikatakan Novanto saat menjadi keynote speaker dalam HUT GPI yang digelar di Jemaat GMIT Koinonia Kuanino Kupang, Kamis (26/02). (TIN/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini