Tidak Lanjut Operasi Pasien Kista di RSUD Ruteng, Pemda: Itu Persoalan Teknis Sekali

Sekda Kabupaten Manggarai Manseltus Mitak
Sekda Kabupaten Manggarai Manseltus Mitak

Floresa.co – Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai, Flores, NTT akhirnya angkat bicara terkait kasus yang menimpa Enik Nanggge (44 tahun) yang divonis mengidap penyakit kista oleh dokter di RSUD Ruteng.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Enik, warga asal Wae Lengga, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur ini telah dibelah perutnya untuk menjalani operasi. Namun, dokter menghentikan operasi karena mengaku tidak sanggup untuk melakukan operasi lanjutan.

Menanggapi persoalan tersebut,  Pemerintah Daerah Manggarai melalui Sekretaris Daerah (Sekda) menegaskan, persoalan tersebut merupakan persoalan teknis kesehatan.

“Ini persoalan teknis sekali. Tidak ada upaya pihak RSUD Ruteng menelantarkan pasien. Dan itu sudah dibicarakan dengan keluarga pasien,” ujar Sekda Manggarai Manseltus Mitak saat dihubungi Floresa.co, Selasa (24/2/2015)

Mitak menuturkan bahwa dirinya telah bertemu dengan direktur RSUD Ruteng, sekretaris dan dokter yang menangani operasi tersebut. Pihak RSUD Ruteng, katanya  tidak melanjutkan operasi karena dokter tidak sanggup melakukan.

“Mereka menjelaskan secara teknis, operasi dihentikan karena, kistanya sudah tertutup dengan usus. Dokter di sini (RSUD) tidak sanggup. Jika dipaksakan, akan berbahaya terhadap pasien,” terangnya.

Mitak memastikan, pihak RSUD Ruteng akan terus memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pasien tersebut. Jika jahitan di Perut Enik sudah kering, lanjutnya, pihak RSUD Ruteng akan merujuk pasien ke Rumah Sakit di Bali, Makasar atau Jakarta.

“Yang jelas pasien tidak ditelantarkan, tetapi dokter memberikan yang terbaik,” tegasnya.

Ketika ditanya terkait biaya yang dikeluarkan pasien, Mitak beranggapan itu merupakan urusan rumah sakit terkait biaya perawatan dan obat-obatan.

“Kalau detail teknis alasan tidak dilanjutkan operasi dan biaya yang dikeluarkan pasien, bisa ditanya langsung ke dokter dan pihak RSUD Ruteng,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan, pada November 2014, Enik Nangge didiagnosa mengidap kista, jenis penyakit yang yang dikaitkan dengan kemandulannya.

Setelah didiagnosa pada November 2014 itu, pihak keluarga lebih memilih pulang ke kampung halaman lantaran tak cukup biaya operasi. Namun, penyakit yang diderita Enik kian parah.

Atas anjuran dokter yang mereka datangi, keluarga pun berani mengambil pilihan masuk di RSUD Ruteng untuk dioperasi. Namun, keluarga pasien kecewa karena dokter RSUD Ruteng menghentikan operasinya di tengah jalan. Padahal perut pasien sudah dibelah.

Pihak keluarga bertambah kecewa karena setelah perut pasien dibelah dan gagal dioperasi hingga sembuh, pihaknya juga dibebankan pihak RSUD Ruteng untuk membayar biaya perawatan Rp 4.261.000 selama tiga (3) malam. Selain itu, ia juga dibebankan dengan biaya pembelian obat-obatan sebesar Rp 813.000.

Pihak RSUD Ruteng mengaku menghentikan operasi karena kistanya sudah melekat pada usus. Dokter yang menangani kasus ini juga mengaku tidak sanggup melakukan operasi dan peralatan medis tidak mendukung. (TIN/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini