Bupati Manggarai Pun Kecewa dengan Kondisi Jalan Ruteng-Iteng

 

Kondisi jalan Ruteng-Iteng yang rusak, meski baru diperbaiki baru-baru ini (Foto: Facebook Bone Rampung)
Kondisi jalan Ruteng-Iteng yang rusak, meski baru diperbaiki baru-baru ini (Foto: Facebook Bone Rampung)

Ruteng, Ruteng, Floresa.co – Bukan hanya masyarakat umum yang mengeluhkan kondisi jalan Ruteng-Iteng yang berlubang-lubang. Bupati Manggarai, Cristian Rotok pun turut prihatin. Apalagi menurutnya, jalan provinsi itu sudah sering diperbaiki.

Sebagai kepala wilayah, Rotok berharap agar kontraktor yang telah ditunjuk oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga Provinsi NTT untuk memperbaiki ruas jalan tersebut, bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi.

“Saya harapkan, kontraktor yang mengerjakan proyek ini memiliki tanggung jawab moral terhadap pembangunan untuk rakyat Manggarai,” kata Rotok kepada Floresa.co  di kantornya, Rabu (7/1/2015).

Kata dia, ruas jalan Ruteng-Iteng sangat penting dikerjakan dengan benar dan baik, sebab daerah Satarmese merupakan salah satu pusat perekonomian Manggarai.

Selain terdapat Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ulumbu, Satarmese, kata dia, adalah pusat pasokan beras dan holtikultura yang menompang perekonomian daerah Manggarai.

Rotok juga mendesak Pemprov NTT agar segera mengevaluasi kembali ruas jalan yang menjadi kewenangan provinsi di Manggarai. Sebab ia menilai adanya pembagian dana APBD 1 yang tidak proporsional jika dibandingkan daerah lainnya di NTT.

“Mesti ada peninjauan kembali kriteria jalan provinsi di Manggarai sebab relatif pendek hanya 37 kilometer saja,” ungkap Rotok.

Sebelumnya diberitakan kondisi jalan Ruteng-Iteng rusak lagi, padahal baru selesai diperbaiki sekitar dua bulan lalu.(Baca: Baru Selesai Dua Bulan Diperbaiki, Jalan Ruteng-Iteng Rusak Lagi)

“Ini pembangunan mungkin asal-asalan saja. Baru diperbaiki kemarin sekarang rusak lagi,” tutur Venan Jerahu seorang pengandara roda dua saat bertemu dengan Floresa.co di Wae Mantar, Selasa (6/1/15).

Kerusakan yang paling parah terjadi di Wae Mantar, wilayah pertengahan antara hutan negara Golo Lusang dan Iteng. Pantauan Floresa.co, kondisi aspal terlihat retak dan terdapat lubang di beberapa titik.

Romo Bone Rampung, Pr, seorang imam dan pengajar di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) St Paulus Ruteng juga mengeluhkan kondisi jalan tersebut.(Baca: Seorang Imam Unggah ke Facebook Foto Terkait Kejanggalan di Jalan Ruteng-Iteng)

Melalui akun Facebook-nya, Romo Bone mengunggah sejumlah gambar yang memperlihatkan kondisi jalan yang berlubang tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh dari papan informasi di dekat lokasi pengerjaan, proyek tersebut dikerjakan oleh CV Tiga Putra Sejati dengan nilai kontrak sebesar Rp. 1.487.623.000 untuk tahun anggaran 2014.

Tanggal pengerjaan proyek ini mulai 10 Juni 2014, dengan waktu pelaksanaan 150 hari kalender kerja. (ADB/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini